WAHANANEWS.CO, Medan - Fenomena air Danau Toba yang berubah warna menjadi keruh kecoklatan belakangan ini menyita perhatian publik, terutama setelah video viral dari kawasan Bukit Sibea-bea menyebar di media sosial.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pun merespons dengan langkah investigatif guna memastikan penyebabnya.
Baca Juga:
Darurat Sosial, 80 Persen Anak Indonesia Tumbuh Tanpa Intervensi Ayah
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mengambil sampel air Danau Toba untuk dilakukan penelitian laboratorium.
"Air Danau Toba untuk hari ini, sampai dengan hari ini kita lagi nunggu penelitian, airnya, sampel airnya sudah diambil," kata Bobby saat menjawab pertanyaan wartawan usai meninjau Stadion Utama Sumut di Kabupaten Deli Serdang, Minggu (27/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab pasti perubahan warna air tersebut.
Baca Juga:
Miris, Jutaan Lansia Indonesia Masih Bekerja di Usia Senja demi Bertahan Hidup
Namun ia tidak menutup kemungkinan adanya kontaminasi zat kimia atau faktor-faktor lainnya yang berkaitan dengan aktivitas manusia di sekitar danau.
"Apakah memang karena ada zat kimia yang tersebar di situ? Apapun kegiatan di atas Danau Toba, ini kita nunggu hasil lab-nya," jelasnya.
Selain menunggu hasil laboratorium, Bobby juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah berdiskusi dengan sejumlah ahli yang mengemukakan kemungkinan lain.
"Dari diskusi dengan beberapa ahli, ada salah satu kemungkinan, tapi sambil menunggu hasil lab, kemungkinannya karena menurunnya muka air Danau Toba. Makanya kita sampaikan, kalau karena pengaruh alam atau cuaca, ini ga ada yang bisa disalahkan," ujarnya.
Sebelumnya, sebuah video viral yang memperlihatkan kondisi air Danau Toba berubah warna menjadi keruh diunggah oleh akun Jelajah Sumut di Facebook.
Video tersebut disebut direkam pada Rabu (16/7/2025) di kawasan Bukit Sibea-bea, Desa Harian Boho, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir.
Dalam video tersebut terlihat air danau yang berwarna kecoklatan, berbeda dari biasanya yang jernih kebiruan.
Fenomena itu memancing kekhawatiran masyarakat dan wisatawan, mengingat Danau Toba merupakan destinasi pariwisata unggulan di Sumatera Utara.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir, Edison Pasaribu, turut memberikan penjelasan terkait fenomena ini.
Menurutnya, penyebab utama kemungkinan besar adalah faktor alam yang berkaitan dengan kondisi cuaca ekstrem belakangan ini.
"Itu faktor alam ya karena beberapa minggu terakhir ini angin sangat kencang dan menyebabkan ombak di perairan Danau Toba itu meningkat," ujar Edison dalam video penjelasannya, Jumat (25/7/2025).
Hingga saat ini, proses penelitian terhadap sampel air masih berlangsung. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan pihak terkait berharap hasil uji laboratorium bisa segera keluar, agar langkah penanganan bisa dilakukan secara tepat dan sesuai dengan kondisi faktual di lapangan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]