WahanaNews.co | Belum lama ini Menteri Pendidikan, kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi menyebutkan bahwa skripsi, tesis maupun disertasi bukan lagi syarat wajib kelulusan.
Keputusan itu sama seperti kuliah di Amerika Serikat yang tidak meminta mahasiswa membuat skripsi sebagai syarat kelulusan.
Baca Juga:
Kemendikbudristek Siap Identifikasi 9 Kerangka Tentara Jepang Korban PD II di Biak
Namun, Nadiem Makarim selaku Mendikbudristek mempertegas bahwa peraturan bukan berarti menghapus kewajiban tersebut, melainkan hanya memberi kebebasan kepada kampus dan mahasiswa dalam memilih syarat kelulusan.
Lalu bagaimana program S1 di Amerika Serikat? Apakah mahasiswanya perlu membuat skripsi?
Syarat lulus S1 perguruan tinggi di Amerika Serikat yaitu harus menyelesaikan jumlah SKS yang diperlukan sesuai dengan program studi.
Baca Juga:
Kemendikbudristek Siapkan Anggaran Rp14,69 Triliun untuk Program KIP Kuliah 2025
Biasanya program S1 ini memerlukan sekitar 120-130 SKS. Selain itu, mahasiswa tentunya harus menyelesaikan semua mata kuliah yang terdaftar dalam kurikulum program studi, termasuk mata kuliah wajib dan pilihan.
Program S1 di AS lebih berfokus pada pengembangan keterampilan praktis yang langsung relevan dengan pekerjaan di dunia nyata.
Oleh karena itu, mereka lebih menekankan magang, proyek lapangan, atau proyek berbasis industri.
Sebagaimana yang dilansir oleh voaindonesia.com, Kamis (7/9/2023) warga Indonesia yang baru lulus S1 tanpa skripsi di AS, berbagi pengalamannya.
Begini Cerita Alumni Lulusan AS:
1. Elena Aniko dari University of Maryland – jurusan Neurobiology & Physiology
Di semester akhir hanya mengambil upper-level lab, yang di mana kami melakukan riset independen tentang gen kanker.
Jadi untuk tugas akhirnya hanya membuat makalah penelitian, laporan laboratorium serta presentasi di kelas bersama profesor.
2. Raina Abigail Putri dari Biola University – jurusan Teater, dengan minor Teologi
Untuk kelas Teater, kami hanya presentasi tentang suatu masa sejarah teater yang kami sukai dan ingin memperdalam.
Untuk kelas advanced acting, kami ada pertunjukan dengan menyiapkan sebuah adegan, dan memakai teknik-teknik akting yang sudah dipelajari dalam satu pertunjukan untuk tampil di depan agents, manajer, dan orang-orang tersayang.
3. Febrianne Daneswary dari Michigan State University – jurusan Ekonomi, dengan minor Bahasa Korea dan Social Science Quantitative Data Analytics)
Di kelas coding, aku membuat protek akhir tentang analisa data. Di kelas ekonomi, aku presentasi tentang 15-minute city tentang Kota New York dan ada dua makalah.
Begitu juga dengan tugas akhir mahasiswa di Indonesia saat ini yaitu berbentuk prototipe, proyek, maupun bentuk sejenis lainnya, yang dapat dikerjakan secara individu maupun kelompok.
Prototipe sendiri digunakan untuk menguji konsep, mengidentifikasi masalah potensial, dan memvalidasi desain sebelum proyek tugas akhir selesai dan diserahkan.
[Redaktur: Zahara Sitio]