Ken menjelaskan, orang yang terbiasa berpikir filosofis tidak akan mudah termakan berita bohong atau hoaks. Cara berpikir kritis akan mendorong mereka untuk selalu mempertanyakan kebenaran, menguji sumber, dan menganalisis tujuan dari penyebaran informasi.
"Filsafat akan membantu kita untuk tidak langsung percaya terhadap berita yang kita terima, selalu mencari dasar kebenaran, serta memahami dampak dari informasi yang diterima," katanya.
Baca Juga:
Refleksi Kemerdekaan RI Ke- 80, Ken Setiawan: Kita Harus Kritis, Tapi Jangan Sampai Anarkis
Ia menambahkan, filsafat pada dasarnya adalah "induk dari segala ilmu" yang melatih pemikiran kritis, logis, dan metodologis.
Di tingkat dasar, filsafat bisa diajarkan melalui pertanyaan sederhana seperti "kenapa" dan "bagaimana" dalam kehidupan sehari-hari, diskusi tentang nilai moral, atau permainan peran.
Enam Tahapan Berpikir Filosofis dalam Pendidikan
Baca Juga:
Pegawai Kemenag Ditangkap - Intoleransi Dimana-mana, Ken Setiawan: Seperti Tak Punya Menteri Agama
Ken Setiawan menguraikan enam tahapan berpikir filosofis dalam dunia pendidikan yang dapat dicapai secara bertahap yakni menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan inovasi.
Sayangnya, menurut Ken, level pendidikan di Indonesia masih sering terjebak pada tahap pertama, yaitu menghafal. Akibatnya, siswa cenderung menafsirkan informasi secara dangkal dan mudah menghakimi tanpa melalui proses analisis.
Ia mencontohkan, banyak pelajar yang salah menafsirkan makna "kafir" dalam kitab suci, sehingga melarang diri mereka berteman dengan orang yang berbeda agama.