Selain itu, inovasi mahasiswa ITB ini mampu menghitung efek lanjutan seperti menghitung ukuran kawah, gelombang kejut, tsunami, dan aktivitas seismik.
Dalam proses pengembangannya, tim membagi tugas mulai dari analisis data dan perhitungan fisika, desain antarmuka dan visualisasi 3D, dan integrasi database NASA ke dalam platform web.
Baca Juga:
Trump Coret Mitra Dekat Elon Musk dari Daftar Calon Pimpinan NASA
Thalita mengatakan, proses pengembangan platform tersebut memiliki tantangan tersendiri seperti waktu yang terbatas. Selain itu, tantangan lainnya adalah menyelaraskan ketelitian ilmiah dengan visual yang mudah dipahami.
Meski demikian, usaha mereka berbuah manis. Selain penghargaan, mereka meraih pengalaman berharga di ajang internasional tersebut.
"Selain itu, kami juga belajar mengelola proyek dengan efisien dalam waktu singkat dan membuat keputusan berbasis data secara cepat," ungkapnya.
Baca Juga:
Mahasiswi ITB Jadi Tersangka Usai Unggah Meme Jokowi-Prabowo
Bagi Thalita dan tim, kompetisi ini bukan hanya tentang menang, tetapi juga pembuktian bahwa mahasiswa Indonesia mampu berkontribusi dalam isu global.
"Kami belajar pentingnya kolaborasi lintas disiplin dan bagaimana berpikir secara global dalam menghadapi isu ilmiah yang kompleks," katanya.
Ia berharap capaian ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berani terlibat dalam kompetisi internasional. Ia yakin mahasiswa Indonesia juga bisa unggul dalam kompetisi astronomi.