"Kami optimistis kedepannya layanan kredit digital yang fleksibel, terjangkau, dan aman dapat berkontribusi pada pertumbuhan industri e-commerce, sekaligus mendorong ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia,” kata VP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari dalam peluncuran riset “Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia”, awal Juni ini.
Beberapa temuan lainnya dari riset ini antara lain jumlah transaksi dan nilai transaksi e-commerce di kota-kota tier dua mengalami peningkatan, dengan jumlah transaksinya meningkat dari 31% di 2020 menjadi 34% di 2021, sedangkan nilai transaksinya meningkat dari 28% di 2020 menjadi 30% di 2021.
Baca Juga:
Indonesia Anti-Scam Center, Solusi OJK untuk Lindungi Konsumen dari Penipuan Online
Inklusivitas layanan digital juga terlihat dari peningkatan transaksi konsumen yang berumur lebih tua, konsumen kelompok umur 36-55 tahun mengalami peningkatan jumlah transaksi berbelanja online, dengan konsumen umur 36-45 tahun meningkat dari 19% pada 2020 menjadi 23% pada 2021. Sedangkan konsumen umur 46-55 tahun meningkat dari 3% pada 2020 menjadi 5% pada 2021.
Karena tingginya aktivitas digital selama pandemi, jumlah transaksi pulsa dan paket data meningkat dari 14% di tahun 2020 menjadi 23% di 2021.
Sementara itu, gadget dan aksesoris menjadi kategori produk dengan nilai transaksi tertinggi dan meningkat hingga 66% dibanding tahun sebelumnya.
Baca Juga:
BPKN Ultimatum Apple: Patuhi Aturan atau Tinggalkan Pasar Indonesia
Laki-laki juga masih mendominasi transaksi di e-commerce. Pada tahun 2021, 62% jumlah transaksi dan 64% nilai transaksi berasal dari konsumen laki-laki.
Head of Katadata Insight Cente, Adek M. Roza menambahkan, beberapa temuan riset tahun ini semakin mengindikasikan inklusivitas layanan digital di Tanah Air.
Selain itu, beberapa pola perilaku konsumen selama pandemi juga tetap terlihat dan mengalami peningkatan, seperti kebutuhan pulsa serta gadget.