WahanaNews.co | Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Rabu, meningkat ditopang minat investor yang masih tinggi untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN).
Rupiah pada Rabu ditutup menguat 103 poin atau 0,69 persen ke posisi Rp14.836 per dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.939 per dolar AS.
Baca Juga:
3 Faktor Ini Bikin Rupiah Loyo ke Level Rp15.500, Dolar AS Terus Menguat
"Sentimen positif adalah minat yang masih tinggi pada SBN, imbal hasil obligasi 10 tahun kembali turun ke 6,622 persen," kata analis DCFX Futures Lukman Leong, di Jakarta, Rabu.
Ia menuturkan investor banyak memburu SBN sebagai investasi dengan tingkat pengembalian yang menarik dan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang masih relatif lebih kuat dan cadangan devisa yang akan terus meningkat.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,1 persen pada triwulan II 2023 dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), setelah perkiraan 5 persen (yoy) pada kuartal I tahun 2023.
Baca Juga:
Begini Sejarah Dolar AS yang Kini Jadi Mata Uang Patokan di Dunia
Dengan perkiraan itu, secara keseluruhan tahun 2023 perekonomian domestik kemungkinan akan tumbuh bias ke atas pada proyeksi BI dalam rentang 4,5 persen (yoy) sampai 5,3 persen (yoy) atau tepatnya kemungkinan sekitar 5,1 persen (yoy).
Perkiraan keseluruhan tahun tersebut seiring dengan perekonomian Indonesia yang semakin menggeliat lebih baik berkat konsumsi swasta yang lebih kuat, kinerja ekspor lebih kuat, dan investasi khususnya non bangunan yang bagus.
Rupiah pada pagi hari dibuka naik ke posisi Rp14.878 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.821 per dolar AS hingga Rp14.931 per dolar AS.