Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Indonesia telah memiliki pusat data (data center) yang berlokasi di Kawasan Industri Khusus Nongsa, Batam.
Lokasi ini dipersiapkan untuk mendukung pembangunan ekosistem semikonduktor dan kecerdasan buatan secara lebih terpadu.
Baca Juga:
Bamsoet: Kepemimpinan Generasi Muda Menentukan Daya Tahan Indonesia di Era Disrupsi Teknologi dan Geopolitik
“Strategi utama dalam pengembangan semikonduktor adalah fokus pada desain chip, yang tentunya memerlukan sumber daya manusia (SDM) berkualitas tinggi. Karena itu, Indonesia menjalin kolaborasi dengan perguruan tinggi internasional dan dunia usaha,” lanjut Airlangga.
Selain aspek teknis, pemerintah juga mendorong kerja sama internasional dalam bidang perdagangan dan investasi yang berkaitan langsung dengan sektor semikonduktor dan AI.
Salah satu bentuk konkret adalah program pemberian beasiswa bersama untuk jenjang pendidikan S1, S2, dan S3.
Baca Juga:
Manfaatkan AI Secara Positif, FKIP UNJA Dorong Inovasi Penelitian Mahasiswa dan Dosen
“Termasuk juga pelatihan vokasi untuk membangun kompetensi teknis di bidang ini. Pemerintah turut mendorong kolaborasi internasional dalam riset, pengembangan inovasi, dan alih teknologi,” tegasnya.
Airlangga meyakini bahwa industri semikonduktor dan kecerdasan buatan akan menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia menuju 2045.
Dengan kehadiran dua sektor strategis ini, diharapkan produktivitas nasional meningkat, daya saing global makin kuat, dan nilai tambah di sektor-sektor unggulan bisa tercipta secara berkelanjutan.