WahanaNews.co, Jakarta - Pasar kripto dikenal sangat fluktuatif. Harga Bitcoin bisa naik belasan persen dalam sehari, lalu anjlok di hari berikutnya. Kondisi seperti ini bikin banyak investor pemula bingung harus bertahan atau keluar dari pasar.
Di tengah naik-turunnya harga mata uang kripto, stablecoin hadir sebagai “penyeimbang” yang memberi rasa aman. Stablecoin kini jadi bagian penting dari ekosistem blockchain.
Baca Juga:
Menkeu Purbaya: KSSK Pastikan Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga
Nilainya yang stabil membuatnya banyak digunakan, baik untuk transaksi, penyimpanan, hingga strategi manajemen risiko saat pasar goyah.
Lalu, apa sebenarnya stablecoin dan mengapa dianggap sebagai tameng investor ketika harga kripto anjlok?
Definisi Stablecoin
Baca Juga:
Menkeu: Ekonomi Indonesia di Jalur yang Semakin Kuat
Stablecoin adalah jenis mata uang kripto yang dirancang untuk memiliki nilai stabil, biasanya dipatok 1:1 terhadap aset tertentu seperti dolar AS, emas, atau bahkan aset kripto lainnya.
Berbeda dengan Bitcoin atau Ethereum yang harganya bisa melonjak atau jatuh dalam waktu singkat, stablecoin memberikan kepastian nilai sehingga lebih aman digunakan sebagai media transaksi atau penyimpanan sementara.
Dengan kata lain, stablecoin adalah “jembatan” antara kecepatan teknologi blockchain dan kestabilan nilai yang biasanya dimiliki oleh mata uang fiat.