Jenis-Jenis Stablecoin
Tidak semua stablecoin dibuat dengan cara yang sama. Ada beberapa kategori utama yang membedakan bagaimana token ini menjaga kestabilan harga.
Baca Juga:
Pemerintah Matangkan Magang Nasional Bagi Lulusan Baru Perguruan Tinggi
Pemahaman tiap jenis penting karena masing-masing punya kelebihan dan juga risikonya.
1. Fiat-Backed Stablecoin
Jenis ini paling populer, misalnya Tether (USDT) atau USD Coin (USDC). Nilainya didukung oleh cadangan mata uang fiat di bank. Setiap 1 USDT atau 1 USDC idealnya bisa ditukar dengan 1 USD.
2. Crypto-Backed Stablecoin
Contohnya adalah DAI. Nilainya dijamin oleh aset kripto lain seperti ETH. Sistem smart contract memastikan harga tetap stabil, meski underlying asset bisa berfluktuasi.
Baca Juga:
Pemerintah Siapkan Paket Kebijakan Ekonomi untuk Percepat Program Pembangunan
Karena termasuk kategori aset digital non-BTC, update mengenai proyek seperti ini sering muncul dalam berita altcoin di media kripto global.
3. Algorithmic Stablecoin
Jenis ini tidak memiliki cadangan aset nyata, melainkan menjaga kestabilan lewat algoritma supply dan demand. Contoh terkenal adalah TerraUSD (UST) yang runtuh pada 2022, menjadi pelajaran berharga bagi industri kripto.
Fungsi Utama Stablecoin