Ia menegaskan bahwa PLN terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah pusat, daerah, serta lembaga terkait untuk mempercepat pemulihan baik dari sisi sosial maupun teknis.
Hingga kini, total bantuan yang telah disalurkan PLN melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) serta Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN di wilayah Aceh meliputi 9,6 ton beras, 12.958 liter minyak goreng, 3.360 kilogram gula, 4.326 kardus mi instan, 466 kilogram telur, 2.250 paket makanan siap saji, 9.080 botol air minum, 4.865 perlengkapan bayi, 3.724 selimut, dan 6.603 paket obat-obatan.
Baca Juga:
PLN Kerja 24 Jam Pulihkan Listrik Aceh, Bahlil: ‘Ini Pengabdian untuk Negeri’
Selain dukungan logistik, PLN juga telah mengoperasikan dapur umum di 11 lokasi: tujuh titik di Pidie, dua di Bireuen, serta masing-masing satu titik di Lhokseumawe dan Bener Meriah.
Sebanyak empat di antaranya merupakan hasil kerja sama dengan Kodam Iskandar Muda.
“PLN berkomitmen memberikan dukungan terbaik, termasuk melalui keterlibatan dalam pembangunan dapur umum sebagai fasilitas vital selama masa pemulihan. Kolaborasi ini membuktikan bahwa percepatan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dapat dicapai ketika seluruh pihak bergerak bersama,” jelas Darmawan.
Baca Juga:
Banjir dan Longsor Ganggu Energi, ESDM Percepat Perbaikan Listrik dan Distribusi BBM
Untuk sektor kelistrikan, PLN terus mempercepat penormalan jaringan yang rusak akibat banjir dan longsor, termasuk 12 tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang roboh.
Kabupaten Bireuen menjadi titik paling genting setelah lima tower SUTT 150 kV Bireuen–Arun tumbang, yang merupakan jalur vital penyaluran listrik dari pembangkit Arun dan Nagan Raya.
“PLN mengerahkan tim siaga, peralatan berat, dan material untuk mempercepat pembangunan kembali tower serta memulihkan aliran listrik. Seluruh pekerjaan dilakukan nonstop 24 jam dengan dukungan dan kolaborasi Pemerintah, TNI, Polri, serta masyarakat demi memastikan suplai listrik di Bumi Serambi Mekah segera pulih,” imbuh Darmawan.