Vera juga memastikan bahwa klaim pada label Aqua sudah sesuai dengan kenyataan di lapangan, yakni air pegunungan yang bisa dibuktikan lewat berbagai studi geologi dan hidrologi.
Ia menjelaskan, pengambilan sumber air tersebut memang dilakukan melalui metode pengeboran.
Baca Juga:
Menteri LH Sebut Ada Ancaman Serius Jika Aqua Pakai Air dari Akuifer
“Jadi sumber airnya sumber air pegunungan sesuai dengan klaim kami di label. Tetapi cara pengambilannya tentunya industri manapun yang menggunakan air tanah dalam pasti penggunaannya, pengambilannya dengan pengeboran. Jadi pengeboran itu adalah caranya tetapi sumber airnya adalah sumber air pegunungan,” ujar Vera.
Pada Rabu (29/10/2025), Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), dalam kunjungan keduanya ke pabrik Aqua Subang, secara resmi mengklarifikasi pernyataannya yang sebelumnya sempat menimbulkan kehebohan.
Ia mengakui bahwa sumber air awal Aqua memang berasal dari mata air pegunungan dan menegaskan tidak pernah bermaksud menjelek-jelekkan perusahaan tersebut.
Baca Juga:
AMDK Aqua Disebut Pakai Air Sumur Bor, ESDM Buka Suara
Dalam sebuah video yang sempat viral di media sosial, terlihat KDM dikerumuni oleh sejumlah karyawan Aqua yang meminta klarifikasi atas ucapannya yang dianggap menyudutkan.
Di hadapan mereka, KDM mengakui bahwa pabrik Aqua dibangun di Subang dengan sumber air dari mata air pegunungan.
Kesalahpahaman mengenai istilah “air pegunungan” pun mendorong para ahli hidrogeologi untuk memberikan penjelasan ilmiah. Profesor Lambok M. Hutasoit dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menjelaskan bahwa air pegunungan yang digunakan oleh industri AMDK tidak diambil langsung dari mata air permukaan, melainkan berasal dari sistem akuifer alami di pegunungan.