WahanaNews.co | Rusia, pada Rabu (9/3/2022), memperingatkan Barat bahwa mereka sedang mempersiapkan balasan terhadap sanksi Barat.
Direktur Kerja Sama Ekonomi Kementerian Luar Negeri, Dmitry Birichevsky, mengatakan, Rusia akan menjatuhkan sanksi yang cepat di wilayah paling sensitif di Barat.
Baca Juga:
Negara-negara Ini Mulai Merasakan Dampak dari Sanksi yang Diterima Rusia
"Reaksi Rusia akan cepat, bijaksana, dan sensitif bagi mereka yang dituju," ujar Birichevsky, seperti dikutip kantor berita RIA.
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, pada Selasa (8/3/2022), memberlakukan larangan impor minyak dan energi lainnya dari Rusia.
Sebelumnya, Rusia memperingatkan bahwa harga minyak bisa melonjak hingga lebih dari 300 dolar AS per barel jika Amerika Serikat dan Uni Eropa melarang impor minyak mentah dari Rusia.
Baca Juga:
AS Kendurkan Sanksi, Venezuela Segera Ekspor Minyak Besar-besaran
Rusia mengatakan, Eropa mengkonsumsi sekitar 500 juta ton minyak per tahun.
Rusia memasok sekitar 30 persen dari konsumsi minyak Eropa atau sebesar 150 juta ton, termasuk 80 juta ton petrokimia.
Ekonomi Rusia menghadapi krisis paling parah sejak kejatuhan Uni Soviet pada 1991.
Kini Barat memberlakukan sanksi yang melumpuhkan hampir seluruh sistem keuangan dan perusahaan Rusia, menyusul invasi Moskow ke Ukraina.
Biden mengatakan, larangan impor minyak dari Rusia mendapatkan dukungan bipartisan di Kongres.
Dia mengatakan, banyak sekutu dan mitra Eropa mungkin tidak dalam posisi untuk bergabung dengan langkah larangan impor tersebut.
Biden mengatakan, AS memproduksi minyak lebih banyak di dalam negeri daripada gabungan semua negara Eropa.
Sementara AS adalah pengekspor energi bersih.
"Jadi, kami dapat mengambil langkah ini ketika yang lain tidak bisa. Tapi, kami bekerja sama dengan Eropa dan mitra kami untuk mengembangkan strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan mereka pada energi Rusia juga," ujar Biden, dilansir Anadolu Agency.
Biden mengakui bahwa langkah itu akan menimbulkan rasa sakit bagi konsumen Amerika.
Harga bensin di Amerika naik ke level tertinggi dalam hampir 14 tahun pada Selasa.
Rata-rata nasional mencapai 4,173 dolar AS per galon untuk bensin biasa, tertinggi sejak Juli 2008.
"Perang Putin sudah merugikan keluarga Amerika di pompa bensin. Saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk meminimalkan kenaikan harga Putin di sini di dalam negeri," ujar Biden.
Biden menegaskan kembali komitmennya untuk melepaskan 60 juta barel minyak dari cadangan bersama dengan mitra, yang setengahnya berasal dari AS.
Dia mencatat bahwa AS telah memberikan bantuan ke Ukraina senilai lebih dari 1 miliar dolar AS.
"Kami memberlakukan paket sanksi ekonomi paling signifikan dalam sejarah, dan itu menyebabkan kerusakan signifikan pada ekonomi Rusia," kata Biden.
Biden mencatat bahwa rubel Rusia turun sekitar 50 persen sejak Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan perang terhadap Ukraina.
"Satu rubel sekarang kurang dari satu sen Amerika," ujarnya.
Biden mengatakan, pemerintahannya telah memotong beberapa bank terbesar Rusia dari sistem keuangan global, dan membatasi kemampuan mereka untuk melakukan bisnis internasional.
Dia menambahkan bahwa AS telah mengambil tindakan terhadap beberapa oligarki Rusia.
Sementara itu, China telah menyerukan kepada Rusia dan Ukraina untuk menahan diri.
Presiden China, Xi Jinping, memperingatkan bahwa sanksi akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia. [gun]