Menurut dia, kolaborasi tersebut juga akan memperbaiki sistem rantai pasok Indonesia, yang selama ini dianggap lemah.
"Bagaimana kita bisa berkompetisi kalau harga logistik mahal. Kita ingin pastikan ekosistem di darat-laut-udara harus lebih kompetitif, agar pertumbuhan ekonomi Indonesia 5 persen per tahun akan terus tumbuh sampai 2045, dan jadi negara ekonomi terbesar keempat dunia," katanya.
Baca Juga:
Leaders’ Retreat Perdana Presiden Prabowo dan PM Wong, Momentum Baru Kemitraan Indonesia–Singapura
CEO GMR International Puvan Sripathy menilai, Indonesia punya potensi besar di industri penerbangan. Bahkan, Indonesia diprediksi akan memiliki pasar aviasi terbesar keempat di dunia pada 10 tahun mendatang.
"Proyeksi 10 tahun ke depan, Indonesia akan mencapai top pasar aviasi dunia. Pertama China, kedua Amerika Serikat, ketiga India, keempat Indonesia. Jadi kita bisa berada di empat besar pasar aviasi terbesar dunia," kata Sripathy di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, dikutip Sabtu (1/1/2022).
Mencium potensi ini, GMR Airports International coba ikut bermain di industri penerbangan nasional untuk pengembangan Bandara Internasional Kualanamu.
Baca Juga:
Gelar Courtesy Call, Presiden Prabowo dan Presiden Tharman Bahas Fase Baru Hubungan Indonesia–Singapura
Sripathy bahkan percaya, Bandara Kualanamu tak perlu bersusah-susah memindahkan trafik penerbangan internasional yang banyak berpusat di Bandara Internasional Changi, Singapura.
"Itu bukan berbicara soal trafik, tidak perlu. Itu akan tumbuh dengan sendirinya, setiap tahun trafik meningkat," ujar dia.
Salah satu indikatornya, pertumbuhan ekonomi dan populasi kelas menengah di Indonesia dan India. Faktor ini dipercaya akan turut meningkatkan lalu lintas pesawat dari kedua negara, baik untuk kepentingan bisnis maupun wisata.