Sektor penerbangan juga ikut dikonsolidasikan. Maskapai Pelita Air Service (PAS) akan bergabung di bawah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Sementara itu, bisnis asuransi Pertamina—PertaLife Insurance dan Tugu Insurance—akan dilebur bersama Indonesia Financial Group (IFG).
“Ini bukan hanya Pertamina. Banyak perusahaan asuransi di ekosistem BUMN yang akan dikonsolidasikan secara bertahap,” ujar Agung.
Baca Juga:
Usai Danantara Suntik Modal Rp23,67 Triliun, 4 Hal Ini Wajib Dijalankan Garuda
Pertamina berharap langkah restrukturisasi ini dapat memperkuat fokus pada bisnis migas dan energi baru, serta menciptakan efisiensi dan sinergi di lingkungan BUMN.
Sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, Pertamina tetap menjaga performa keuangan dan operasional sepanjang 2025 meski dihadapkan pada tekanan ekonomi global.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menegaskan bahwa perusahaan mengimplementasikan “Dual Growth Strategy” untuk memaksimalkan bisnis konvensional sekaligus mempercepat transisi menuju energi rendah karbon.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Dukung Kebijakan Pemerintah Melalui Pertamax Green 95
Strategi ini disiapkan untuk mendukung swasembada energi, meningkatkan produksi migas, hingga memperluas energi bersih yang terjangkau masyarakat.
Produksi migas Pertamina tercatat stabil di atas 1 juta MBOEPD. Yield valuable kilang mencapai lebih dari 83 persen, penjualan menembus 100 juta KL, dan niaga gas bertahan di atas 300 juta MMBTU.
Simon menilai capaian tersebut sebagai bukti komitmen Pertamina menjaga ketahanan energi nasional dan mendukung target Indonesia Emas 2045.