"Minyak kelapa sawit senilai USD 9,6 miliar dengan volume 6,8 juta ton," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statitik (BPS), Setianto di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Rabu (15/6/2022).
Kinerja ekspor dari sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan tertinggi. Secara kumulatif, nilai ekspor sektor industri pengolahan mencapai USD 83,73 miliar. Mengalami kenaikan sebesar 25 persen dari periode yang sama pada 2021 yakni USD 66,99 miliar.
Baca Juga:
Barantin Sulawesi Utara Musnahkan 144 Ekor Ayam Tanpa Dokumen Karantina Resmi
Selain ekspor minyak kelapa sawit, ekspor besi dan baja juga turut mendorong kinerja sektor ini. Dalam 5 bulan ekspornya mencapai 5,2 juta ton dengan nilai USD 12,5 miliar. Satu lagi komoditas yang jadi penyokong yakni ekspor pakaian jadi atau konveksi dari tekstil senilai USD 3,4 miliar atau dengan volume 119 ribu ton.
Sektor terbesar kedua yang menyumbang kinerja ekspor sampai Mei 2022 yaitu tambang dan lainnya dengan nilai capaian USD 23,17 miliar. Kemudian disusul sektor migas sebesar USD 6,23 miliar dan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar USD 1,84 miliar.
Sehingga sampai bulan Mei 2022 nilai ekspor Indonesia mencapai USD 114,97 miliar. Angka ini mengalami peningkatan 36,34 persen dibandingkan periode Januari–Mei 2021.
Baca Juga:
Batak di Filipina, Satu dari 7 Suku yang Terancam Punah
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) pada Mei 2022 masih mengalami surplus. Per Mei 2022, Neraca Perdagangan Indonesia mencetak surplus sebesar USD 2,90 miliar. NPI di Mei 2022 tersebut terbilang lebih rendah dibanding NPI April 2022 USD 7,56 miliar.
“Neraca perdagangan Indonesia barang kita masih mencatatkan surplus yaitu USD 2,90 miliar. Namun demikian kondisi ini masih menurun kalau kita bandingkan dengan bulan sebelumnya atau April 2022 yang surplus sebesar USD 7,56 miliar,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto dalam Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Mei 2022, Rabu (15/6/2022).
Setianto menjelaskan, surplus NPI diperoleh lantaran ditopang nilai ekspor Mei 2022 mencapai USD 21,51 miliar, meskipun turun 21,29 persen dibanding ekspor April 2022.