Lalu, juga didukung oleh nilai impor Indonesia Mei 2022 mencapai USD 18,61 miliar, turun 5,81 persen dibandingkan April 2022 atau naik 30,74 persen dibandingkan Mei 2021.
“Jadi neraca perdagangan kita membukukkan surplus selama 25 bulan berturu-turut, kalau kita bandingkan dengan 25 bulan sebelumnya sejak Mei 2020 kita selalu membukukukan surplus,” ujarnya.
Baca Juga:
Barantin Sulawesi Utara Musnahkan 144 Ekor Ayam Tanpa Dokumen Karantina Resmi
Surplus NPI bulan Mei 2022 terbesar disumbang sektor non migas. Antara lain dari lemak dan minyak hewan atau nabati, kemudian disusul besi dan baja, dan bahan bakar mineral.
“Namun demikian meskipun kinerja ekpor positif di Mei 2022 ini USD 4,38 juta. Namun neraca perdagangan migas kita mencatatkan defisit yaitu USD 1.857,9 juta,” ujarnya.
Adapun negara penyumbang surplus terbesar yakni Amerika Serikat (AS), India dan Filipina. NPI Indonesia dengan AS mengalami surplus sebesar USD 1,26 miliar.
Baca Juga:
Batak di Filipina, Satu dari 7 Suku yang Terancam Punah
Komoditas penyumbang utamanya dari mesin perlengkapan elektrik dan bagainnya, dan pakaian, aksesorisnya, atau rajutan
Surplus Indonesia dengan India tercatat sebesar USD 1,5 miliar. Adapun komoditas penyumbangnya yakni bahan bakar mineral, dan berbagai produk kimia.
Sementara surplus Indonesia dengan Filipina sebesar USD 883,6 juta. Penyumbangnya, bahan bakar mineral serta kendaraan dan bagiannya. [qnt]