"Gulanya sisa itu. Nggak ada lagi. Susah sekarang," ucap salah seorang pegawai yang tengah merapikan barang di rak penyimpanan.
Saat mencoba mendatangi ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret, tak seperti di agen tradisional sebelumnya, di Alfamart justru rak penyimpanan gula kosong melompong.
Baca Juga:
Hindari Diabetes, Pakar Gizi: Konsumsi Gula Maksimal 4 Sendok Makan Per Hari
Pegawai ritel menyebut, kekosongan tersebut sudah terjadi sejak tiga hari yang lalu. "Kosong, di gudang juga nggak ada barang. Sudah tiga hari nggak ada barang (gula) masuk. Langka," beber pegawai yang tak mau disebutkan namanya.
Sementara di ritel Indomaret, gula pasir hanya tersisa 10 buah dengan merek Indomaret. Saking, sampai-sampai di rak penyimpanan ditempelkan kertas yang berisi keterangan "Pembelian Gula Maksimal 2 pack per Konsumen".
"Kosong yang merek Gulaku. Rose Brand juga nggak ada. Sisa itu aja yang merek Indomaret. Pembeliannya juga dibatasi. Satu customer cuma boleh beli 2 saja maksimal," kata Iman.
Baca Juga:
Ketidakpahaman Bahaya Konsumsi Gula Berlebih Bisa Picu Potensi PTM di Masa Mendatang
Sebelumnya, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, harga gula di tingkat konsumen saat ini berkisar Rp14.500 per kg. Kenaikan harga diakibatkan karena adanya kenaikan harga raw sugar impor mencapai Rp10.436 per kg.
"Sebagai upaya memastikan ketersediaan pasokan, Kemendag mendorong percepatan gula ex-impor dan relaksasi harga acuan gula di tingkat eceran menjadi Rp13.500 per kg," kata Oke saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, beberapa waktu lalu.
Sementara, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mencatat, gula pasir tersedia 533,770 ribu ton cukup untuk 2,05 bulan. [bay]