MWahanaNews.co | Harga cabai kini melonjak bahkan hingga di atas Rp 100 ribuan per kg. Menggapi masalah tersebut, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun buka suara.
Menurutnya, kenaikan harga ini dipicu oleh momen menjelang Idul Adha. Itu terjadi karena dinamika menjelang Idul Adha saja.
Baca Juga:
Disperindag Sigi Catat Tujuh Komoditi Turun Harga, Termasuk Cabai Merah
"Memang ada dinamika harga menjelang hari raya Idul Adha. Dan ini adalah momentum yang terjadi setiap tahun, Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan tahun baru. Tapi kami hadir di sini, bersama Pak Bupati dan jajaran lainnya untuk memastikan bahwa cabai tersedia cukup," kata Syahrul dalam keterangan resminya Senin (4/7) ini.
Selain itu, kenaikan harga juga dipengaruhi oleh kondisi anomali cuaca dan serangan hama penyakit yang masif sehingga membuat hasil panen petani menurun. Di sisi lain, dibukanya PPKM membuat kebutuhan horeka (sektor industri makanan) juga turut meningkatkan permintaan cabai.
Dari keterangan resmi yang dikutip, Senin (4/7), Syahrul menyebutkan sampai pada Juni 2022, produksi cabai besar nasional mencapai 78.040 ton dan cabai rawit 1.723 ton. Sementara kebutuhan untuk cabai besar diperkirakan 76.317 ton sehingga neraca cabai besar surplus 1.723 ton.
Baca Juga:
Harga Cabai Merah Keriting di Sigi Turun Jadi Rp34 Ribu per Kg
Hal yang sama juga terjadi pada cabai keriting, ada surplus 1.403 ton karena kebutuhan nasional pada Juni diperkirakan 72.159 ton.
"Saya lihat Sumedang ini bagus. Menurut laporan cabai-nya surplus. Kalau begitu, Sumedang bisa menyuplai daerah lainnya yang defisit," katanya.
Wilayah Pamulihan merupakan sentra cabai di Sumedang selain di wilayah perkebunan Gunung Sindulang, Cimanggung, dan Wado.
Berdasarkan data early warning system (EWS) Juni hingga Juli, ketersediaan cabai baik cabai besar maupun cabai rawit di Kabupaten Sumedang juga mengalami surplus.
Produksi cabai besar dan rawit pada Juni sebanyak 515 ton dan 393 ton, sementara kebutuhan cabai besar dan rawit adalah 324 ton dan 307 ton.
Untuk Juli, produksi cabai besar dan rawit mencapai 500 ton dan 337 ton sedangkan kebutuhan untuk kedua cabai tersebut adalah 353 ton dan 321 ton. Kenaikan harga cabai pada sisi lain menurut Syahrul juga berdampak pada pendapatan petani.
"Tadi ada yang membahagiakan, ternyata dari kenaikan yang ada, petani juga turut menikmati. Jadi jangan sampai hanya pedagang saja. Tentu konsumen juga harus kita perhatikan bersama juga," pungkasnya. [rsy]