Banyak orang di berbagai belahan dunia mencoba untuk membeli uang kripto dengan metode berbeda-beda.
Bankman-Fried melihat kondisi ini membutuhkan infrastruktur yang cukup untuk pasar kripto, dengan potensi permintaan akan melebihi likuiditas.
Baca Juga:
KPK Sita 15 Tanah & Bangunan dari Pemilik PT Jembatan Nusantara Senilai Ratusan Miliar
Setelahnya, Bankman-Fried mulai membangun FTX, yang kini telah menjelma menjadi salah satu pertukaran aset digital terbesar dan paling cepat berkembang di dunia.
Namun pada akhir 2018, platform tersebut terbilang berantakan dan kehilangan US$1 juta per hari dari aset nasabah.
Ia kemudian membangun ulang FTX dan meluncurkannya kembali pada 2019. Dari sanalah FTX kemudian berkembang dan bahkan sempat jadi bursa mata uang kripto terbesar keempat yang berbasis di luar China.
Baca Juga:
Kasus Korupsi PT ASDP, KPK Panggil Ulang Pemilik PT Jembatan Nusantara Grup
Pada 2022, Bankman-Fried sempat memiliki sekitar 70 persen dari bisnis FTX di AS, yang sekarang diperkirakan nilainya menjadi tidak berharga.
Selain itu, sahamnya di pialang online Robinhood, yang sebelumnya bernilai lebih dari US$500 juta, telah dihapus dari perhitungan Bloomberg.
Batal Diakuisi Binance