WAHANANEWS.CO, Jakarta - Fluktuasi harga batu bara kembali terjadi pada pertengahan Juni 2025.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi menetapkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) untuk periode kedua bulan ini.
Baca Juga:
Evakuasi Terhambat Material Labil, BPBD Jabar Akhiri Pencarian di Tambang Gunung Kuda
Penetapan itu tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No. 209.K/MB.01/MEM.B/2025 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan Untuk Periode Kedua Bulan Juni Tahun 2025.
Pemerintah memisahkan HBA berdasarkan empat kategori berbeda yang masing-masing mencerminkan kualitas dan karakteristik batu bara.
Dibandingkan dengan periode pertama bulan Juni 2025, harga HBA menunjukkan pergerakan yang bervariasi.
Baca Juga:
RUPTL Terhijau Sepanjang Sejarah, PLN Komitmen Wujudkan Transisi Energi
HBA dengan kalori tertinggi dan Kategori I mengalami penurunan, sementara HBA Kategori II dan III justru naik harganya.
Berikut rincian HBA terbaru periode kedua bulan Juni 2025:
1. HBA Kalori Tertinggi (6.322 kcal/kg GAR)
Dengan kandungan total moisture 12,26%, sulphur 0,66%, dan ash 7,94%, harga pada periode ini ditetapkan sebesar US$ 98,61 per ton. Angka ini turun dibanding periode sebelumnya yang mencapai US$ 100,97 per ton.
2. HBA Kategori I (5.300 kcal/kg GAR)
Memiliki total moisture 21,32%, sulphur 0,75%, dan ash 6,04%, harga batu bara kategori ini ditetapkan US$ 75,64 per ton, turun dari US$ 77,59 per ton pada periode sebelumnya.
3. HBA Kategori II (4.100 kcal/kg GAR)
Dengan kandungan total moisture 35,73%, sulphur 0,23%, dan ash 3,9%, harga batu bara kategori ini naik tipis menjadi US$ 50,25 per ton dari sebelumnya US$ 50,08 per ton.
4. HBA Kategori III (3.400 kcal/kg GAR)
Memiliki kandungan total moisture tertinggi sebesar 44,30%, sulphur 0,24%, dan ash 3,88%, HBA kategori ini naik ke angka US$ 36,14 per ton, dari sebelumnya US$ 35,47 per ton.
Perubahan ini mencerminkan dinamika pasar batu bara global, termasuk faktor permintaan dari negara-negara importir besar dan fluktuasi harga energi dunia.
Kenaikan HBA pada kategori batu bara dengan nilai kalori lebih rendah bisa jadi mengindikasikan peningkatan permintaan dari sektor industri atau pembangkit listrik berbiaya rendah.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]