WahanaNews.co, Jakarta - Indonesia banyak menyerap barang-barang impor, bahkan bahan pangan, dari Singapura.
Bahkan neraca perdagangan Indonesia dengan negara seluas DKI Jakarta itu sampai-sampai defisit dalam empat tahun terakhir.
Baca Juga:
Raffi Ahmad Jadi Waketum Kadin Versi Anindya Bakrie, Jadi Sorotan Media Asing
Singapura merupakan negara kedua yang menyumbang defisit terbesar terhadap neraca perdagangan Indonesia selama empat tahun beruntun, atau tepatnya pada periode Mei 2020 hingga April 2024.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) pada periode itu Indonesia defisit US$ 18,91 miliar dengan Singapura.
Terbesar ialah dengan Australia mencapai US$ 21,35 miliar. Di urutan ketiga ialah Brazil dengan nilai defisit mencapai US$ 9,64 miliar.
Baca Juga:
Empat Nelayan Indonesia Telah Dibebaskan Otoritas Singapura
"Tiga negara penyumbang defisit neraca perdagangan Indonesia sepanjang periode itu Brazil US$ 9,64 miliar, kemudian Singapura defisit US$ 18,91 miliar, dan Australia dengan defisit US$ 21,35 miliar," kata Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini saat konferensi pers, Rabu (15/5/2024), seperti melansir dari CNBC Indonesia.
Selama periode itu, neraca perdagangan minyak dan gas atau migas Indonesia dengan Singapura bahkan menyumbang defisit terbesar mencapai US$ 18,69 miliar. Diikuti Arab Saudi senilai US$ 13,57 miliar, dan Malaysia US$ 11,1 miliar.
Beberapa barang pangan juga diimpor langsung dari negara itu, di antaranya cabai yang pada Januari-April 2024 tercatat senilai US$85, turun dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 326. Lalu bawang putih US$ 20 dari sebelumnya US$ 155.
Selain itu, ada tepung gandum dan meslin yang pada periode Januari-April 2024 mencapai US$ 99.1544 dari sebelumnya pada Januari-April 2023 hanya sebesar US$ 79.299. Kemudian, garam yang tercatat sebesar US$ 42.529 dari periode yang sama pada 2023 tak ada catatan impornya di BPS.
[Redaktur: Alpredo Gultom]