WahanaNews.co, Jakarta - Presiden Jokowi mengungkap alasan memerintahkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk menggenjot produksi beras dan bahan pokok lainnya.
Ia mengatakan produksi beras harus didorong dan untuk kebutuhan pokok lainnya bisa ditingkatkan supaya lebih mudah mengendalikan harga.
Baca Juga:
Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka di Jakarta Sebesar 0,32 Persen
"Menteri Pertanian memang sudah saya perintahkan untuk fokus di urusan produksi beras. Karena di situ belum bisa kita kendalikan untuk tarik turun, meskipun sudah tidak naik lagi," imbuhnya.
Selain memerintahkan menteri pertanian, Jokowi juga meminta bantuan ke pemerintah daerah supaya harga beras bisa turun dengan melakukan intervensi.
Intervensi katanya diperlukan supaya harga beras dan bahan pokok bisa lebih murah. Jokowi mengatakan intervensi bisa dilakukan dengan menggunakan angagran tak terduga yang mereka miliki.
Baca Juga:
Nilai Ekspor Aceh Hingga Triwulan III-2024 Capai 486,1 Juta Dolar AS
"Untuk kepala daerah juga baru kemarin saya perintahkan agar mengintervensi, apabila ada kenaikan harga komoditas apapun dengan anggaran tidak terduga itu bisa dilakukan baik untuk biaya transportasi, distribusi, dan cari pasokan dari tempat produksi. Saya kira kalau itu dilakukan saya yakin (bahan pokok lebih murah. Tapi di sini harga-harga menurut saya masih baik," ujarnya.
Produksi beras belakangan ini memang seret akibat fenomena El Nino. Proyeksi BPS Badan Pusat Statistik (BPS) karena masalah tersebut, produksi beras Indonesia turun 650 ribu ton pada akhir tahun ini.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan produksi beras nasional sepanjang Januari sampai September 2023 mencapai 26,11 juta ton. Angka ini turun sebesar 0,06 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.