WAHANANEWS.CO, Jakarta - Stok gula milik Holding BUMN Pangan ID Food kini menumpuk di gudang hingga mencapai 427.859 ton dan tidak laku terjual, meski harga gula di pasaran justru terus meroket.
Fakta mengejutkan ini disampaikan oleh Direktur Utama Holding Pangan ID Food, Ghimoyo, dalam rapat bersama Kementerian Perdagangan dan Komisi VI DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (29/9/2025).
Baca Juga:
Sering Dianggap Sayuran, Labu Siam Ternyata Buah yang Menyehatkan
"Yang sampai saat ini masih ada di gudang belum terjual. Jadi totalnya ada 427 ribu ton, terdiri dari milik ID Food sendiri 202 ribu, milik SGN 101.940 ton. Jadi total BUMN itu punya 303.980 ton. Ada di sini juga milik pedagang yang dia membantu beli, menyerap tapi dia nggak bisa tarik jadi masih titip di gudangnya BUMN totalnya ada 75 ribu ton. Lalu masih ada, milik petani masih ada di ID Food masih ada 1.643 ton, lalu di SGN ada 46.985 ton," ungkap Ghimoyo.
Menurutnya, saat ini terjadi anomali karena harga gula di pasar tengah merangkak naik akibat pasokan yang dianggap kurang, namun gula BUMN justru tidak laku meski menumpuk di gudang.
"Berbanding dengan stok gula konsumsi yang tinggi saat ini, berdasarkan panel harga dan pangan nasional ini terjadi, kelihatan terjadi anomalinya di sini. Saat harga gula di pasaran naik, anomalinya gula BUMN tidak laku. Jadi gula BUMN itu di gudang-gudang BUMN sudah 400 ribuan, tapi harga gula itu naik di tingkat retail," jelasnya.
Baca Juga:
Borong Gula Petani, Danantara Turun Gunung Sepakat Beli Harga Segini
Ia menuturkan penumpukan gula di gudang telah terjadi sejak stok di tingkat produsen hingga pedagang melimpah karena harga gula produsen saat itu murah.
Akibatnya, meski ID Food menjual dengan harga batas bawah sesuai aturan pemerintah Rp 14.500/kg, tetap tidak ada pembeli.
Kondisi tersebut, lanjut Ghimoyo, membuat stok gula menumpuk hingga ratusan ribu ton di gudang BUMN.