“Kami menyasar pelaku usaha berdasarkan sektor unggulan di wilayah masing-masing. Seperti saat ini di Bali yang menjadi salah satu wilayah dengan trafik fesyen yang tinggi, sehingga kami yakin di Bali akan ada banyak pelaku usaha berkumpul dari semua bidang,” ucap Siti Azizah.
Peserta dalam program ini sebelumnya telah melewati proses kurasi yang lebih spesifik dan ketat dibandingkan tahun sebelumnya, termasuk dengan membatasi usaha per sektor pilihan. Nantinya para peserta akan mendapatkan program pendampingan lanjutan agar usaha yang dirintis bisa benar-benar berkembang.
Baca Juga:
Kemenkop UKM Gelar Rakor Jaring Masukan Untuk Kebijakan Pengembangan KUMKM
“Nantinya hasil dari networking akan menjadi pertimbangan untuk menentukan bentuk dan fokus pendampingan yang akan diberikan kepada masing-masing peserta,” kata Siti Azizah.
Pemilihan sektor fesyen dan agribisnis dalam program ini dilatarbelakangi karena keduanya merupakan sektor riil yang memiliki potensi sangat besar untuk dapat dikembangkan.
Azizah melanjutkan, sektor fesyen dan agribisnis dinilai sebagai sektor yang bersentuhan langsung dengan kegiatan ekonomi di kalangan masyarakat dan menjadi penopang utama dalam pertumbuhan ekonomi, sumber penerimaan negara, dan penciptaan lapangan pekerjaan.
Baca Juga:
Kemenkop UKM Tidak Pernah Melarang Warung Madura untuk Beroperasi 24 Jam
“Saya berharap para pelaku usaha dapat saling bekerja sama, bukan saling bersaing namun berkolaborasi untuk bertumbuh bersama. Kami juga berharap kita dapat membangun komitmen bersama dalam membangun industri fesyen dan agribisnis di Indonesia, khususnya untuk saat ini di wilayah Bali,” tandas Siti Azizah. Demikian dilansir dari laman kemenkopukmgoid, Senin (26/2).
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.