WahanaNews.co | Kementerian Perindustrian mengangkat potensi Industri Kecil Menengah (IKM) tekstil berbahan baku serap nanas, sebagai upaya mendorong mendorong industri untuk menerapkan konsep ekonomi sirkular.
“Pelaku IKM dituntut untuk dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar dan dapat bersaing dengan produk-produk yang dihasilkan oleh pelaku industri besar maupun produk yang berasal dari luar negeri. Hal inilah yang mendorong kami untuk berkomitmen terus mengembangkan potensi IKM yang ada di Indonesia,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita lewat keterangannta di Jakarta, Rabu (09/11).
Baca Juga:
DPW IKM Jakarta Dukung Pasangan Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta 2024
Menurut Reni, salah satu potensi yang dapat digarap oleh pelaku IKM adalah dengan menggali bahan baku lokal yang menjadi kekayaan kearifan daerah tersebut. Misalnya, membuat kain tradisional sebagai identitas dan ciri khas produk pakaian jadi dalam negeri.
“Sebagai contoh, dengan memanfaatkan serat daun nanas sebagai salah satu serat tumbuhan yang dapat diolah menjadi kain tenun atau kerajinan lainnya. Di Indonesia, tanaman nanas banyak dibudidayakan di beberapa daerah di Jawa dan Sumatera, salah satunya di Kota Prabumulih,” ungkapnya.
Pemanfaatan serat nanas oleh kelompok IKM di Kota Prabumulih harus terus dimaksimalkan sesuai dengan prinsip efisiensi dan efektivitas terhadap penggunaan sumber daya alternatif yang berkelanjutan.
Baca Juga:
Kemendag Dorong Peningkatan Daya Saing Produk Kosmetik Dalam Negeri
"Ini sesuai dengan konsep ekonomi sirkular atau industri hijau yang digulirkan oleh Kemenperin dan adaptasi di tengah green lifestyle,” ujar Reni.
Kemenperin melalui Direktorat Jenderal IKMA rutin menggelar program penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru (WUB) di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya di Kota Prabumulih yang terkenal dengan potensi serat alam dari nanas.
“Serat alam sangat erat kaitannya dengan sektor industri tekstil dan pakaian jadi, yang perannya sangat besar bagi perekonomian nasional,” tutur Reni.