Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, estimasi total kebutuhan anggaran pembangunan Giant Sea Wall sekaligus pengembangan kawasan serta penyediaan air baku dan sanitasi mencapai Rp 164,1 triliun.
Dia menjelaskan, pembangunan giant sea wall di pesisir Jakarta akan dibangun melalui tiga tahapan. Fase pertama (A) dilakukan dengan pembangunan tanggul pantai dan sungai, serta pembangunan sistem pompa dan polder di wilayah pesisir utara Jakarta.
Baca Juga:
Gaji Terendah Rp 9,4 Juta, Kementerian PUPR Buka 6.388 Formasi CPNS 2024
"Di mana untuk Fase A saat ini sedang dikerjakan oleh pemerintah melalui Kementerian PUPR bersama-sama dengan pemerintah daerah," ujar dia, dalam seminar nasional, di Jakarta, Rabu (10/1/2024).
Fase pertama itu dibangun pada 44,2 km lokasi yang dianggap kritis, di mana saat ini tersisa 33,3 km yang dibangun pemerintah. Fase ini ditargetkan rampung pada 2030. Kemudian, fase kedua (B), akan mulai dilakukan pada 2030. Di fase ini akan dilakukan pembangunan tanggul laut dengan konsep terbuka pada sisi sebelah barat pesisir utara Jakarta.
"Harus dikerjakan sebelum tahun 2030 dengan asumsi penurunan tanah tidak dapat dihentikan," kata Airlangga.
Baca Juga:
Menkeu Sebut APBN Telah Salurkan Rp6 Triliun Untuk Pembiayaan Rumah
Lalu, di fase terakhir (C) pemerintah akan membangun tanggul laut adaptif sisi timur. Fase ini rencananya akan dibangun mulai 2040.
"Dari hasil kajian yang telah dilakukan oleh Kementerian PUPR, estimasi total kebutuhan anggaran pembangunan tanggul laut dan pengembangan kawasan serta penyediaan air baku dan sanitasi adalah sebesar Rp 164,1 triliun," tutur Airlangga.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]