WahanaNews.co | Komisi VI DPR RI mendukung langkah PLN dalam menjalankan transisi energi di Indonesia lewat kolaborasi dan sinergi Badan Usaha Milik Negara. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji mengatakan pihaknya mendukung langkah PLN dalam memastikan pelaksanaan transisi energi menuju Net Zero Emissions (NZE) dengan tetap memperhatikan ketahanan finansial dan keandalan sistem kelistrikan.
"Kami mendukung PLN untuk menjalankan transisi energi untuk menuju target NZE. Kami juga mendukung PLN meningkatkan sinergi antara BUMN dalam melaksanakan transisi energi dalam kolaborasi yang saling menguatkan," ujar Sarmuji dalam Rapat Dengar Pendapat Panitia Kerja (Panja) Transisi Energi ke Listrik Komisi VI DPR RI dengan Direksi PLN, di Jakarta pada Senin (02/10).
Baca Juga:
PLN Ajukan 3 Triliun PMN 2025 untuk Bangun Kelistrikan Daerah Terpencil
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN telah menyusun peta jalan yang komprehensif untuk transisi energi. Termasuk di dalamnya berbagai inisiatif dekarbonisasi sektor kelistrikan dan penguatan kolaborasi antar BUMN guna membangun ekosistem energi hijau.
Ket foto: Dari kanan ke kiri: Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo; Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem Evy Haryadi; Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis Hartanto Wibowo; Direktur Distribusi Adi Priyanto; Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan Wiluyo Kusdwiharto; dan Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia Iwan Agung Firstantara saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat Panitia Kerja Transisi Energi ke Listrik Komisi VI DPR RI dengan Direksi PLN, di Jakarta pada Senin (02/10). [Dok PLN]
"PLN berkomitmen mendukung program transisi, langkah ini bukan karena perjanjian internasional, tetapi karena kesadaran untuk memastikan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Kami juga memastikan perjalanan transisi energi akan berdampak positif bagi masyarakat," ungkap Darmawan.
Baca Juga:
Komisi VI DPR RI Dukung PLN Jaga Keandalan Listrik dan Fasilitas SPKLU Selama Libur Idul Fitri 1445 H
Terkait dekarbonisasi sektor kelistrikan, PLN fokus untuk terus mengurangi porsi pembangkit berbahan bakar fosil dan meningkatkan kapasitas pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT). PLN sejak Conference of the Parties (COP) 26 di Glasgow, sudah mengeluarkan peta jalan untuk mencapai NZE pada tahun 2060.
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai upaya juga telah dilakukan PLN, di antaranya PLN menghapus rencana pembangunan 13,3 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang sebelumnya masuk ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), membatalkan 1,3 GW PLTU yang sudah menandatangani kontrak jual beli tenaga listrik, mengganti 1,1 GW PLTU dengan EBT, mengganti 800 megawatt (MW) PLTU dengan gas, hingga bersama pemerintah mengeluarkan RUPTL paling hijau sepanjang sejarah dengan rencana pembangunan EBT sebesar 51,6 persen atau 21 GW.
PLN juga telah merancang skenario transisi energi di Indonesia melalui Accelerated Renewable Energy Development untuk mengatasi missmatch antara lokasi episentrum EBT yang jauh dari pusat ekonomi dan industri. PLN membangun green enabling smart grid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations.