WahanaNews.co | Syahrul Yasin Limpo (SYL), Menteri Pertanian (Mentan), menegaskan program kerja Kementerian Pertanian (Kementan) tidak boleh lagi hanya berstrategi sama seperti apa yang dicapai selama ini.
Tantangan pertanian merupakan kebutuhan bangsa yang besar terkait dengan penyediaan pangan dan tentu saja harus bertahan di tengah krisis pangan global dan krisis energi, sehingga penguatan pembangunan komoditas perkebunan adalah agenda prioritas untuk memperkuat akselerasi kemajuan pertanian.
Baca Juga:
Mentan Andi Amran Ungkap Arahan Swasembada Pangan
"Pertumbuhan menjadi sangat penting karena kekuatan negara ini juga ada di perkebunan," kata Mentan SYL.
Selanjutnya SYL mengatakan, akselerasi pengembangan komoditas dari hulu ke hilir menjadi agenda prioritas yang harus diwujudkan. Hal ini direalisasikan dengan konsep pembangunan subsektor perkebunan yang terkonsolidatif dan integratif.
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, krisis pangan yang berlarut-larut menyebabkan inflasi di luar kendali.
Baca Juga:
Resmi Dilantik, Kementan Siap Berjuang untuk Indonesia Daulat Pangan
"Solusi krisis pangan global diantaranya kendalikan inflasi dengan genjot produktivitas pertanian dan ganti komoditas pangan impor dengan pangan lokal," ujar Dedi pada arahan Mentan Sapa Petani dan Penyuluh Pertanian (MSPP) volume 39, Jumat (21/10).
Dedi melanjutkan komoditas perkebunan merupakan komoditas unggulan pertanian yang termasuk komoditas yang eksport dan pernah melejit pada tahun 2020- 2021 dengan naik lebih dari 38 persen untuk diekspor.
Narasumber MSPP, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alamsyah pada paparan dengan materi pembangunan perkebunan untuk kesejahteraan bangsa, mengatakan bahwa Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2022 terhadap triwulan II Tahun 2021 tumbuh sebesar 5,44 persen (y-on-y).