Sebaliknya, perdagangan Indonesia juga mengalami defisit dengan beberapa negara, yaitu Thailand, Australia, dan Argentina.
Dengan Thailand, Indonesia mengalami defisit 565,6 juta dolar AS, dengan komoditas utama penyumbang defisit adalah gula dan kembang gula, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.
Baca Juga:
Apresiasi Importir AS, Pemerintah Indonesia Serahkan Primaduta Award 2024
Selain itu, transaksi perdagangan RI dengan Australia juga mengalami defisit 515 juta dolar AS dengan komoditas penyumbang defisit yang utama adalah bahan bakar mineral dan serealia.
Kemudian, perdagangan Indonesia dan Argentina juga terjadi defisit 261,6 juta dolar AS dengan komoditas serealia.
Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari-Maret 2022 masih mengalami surplus 9,33 miliar dolar AS. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2021 yang angkanya surplus 5,52 miliar dolar AS dan pada 2020 yang angkanya surplus 2,54 miliar dolar AS.
Baca Juga:
Kopi Indonesia Dipamerkan dengan Konsep Lounge dalam Seoul International Café Show ke-23
"Angka surplus ini cukup tinggi, mudah-mudahan surplus ini terus meningkat dan bisa memberikan dampak terhadap pemulihan ekonomi di Indonesia," kata Margo. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.