Akan disiapkan tolok ukur khusus dan spesifik, untuk menyelesaikan persoalan ini, baik untuk membangun infrastruktur maupun menguatkan sumber daya manusia di sana berikut pendanaan program-programnya.
“Entah DAK (dana alokasi khusus) atau apa. Termasuk dana desa, nanti disinergiskan. Dana desa juga digunakan untuk itu, (kita) harus berpikir praktis saja. Karena yang paling dibutuhkan kan akses. Jadi percepatan daerah tertinggal bisa menjadi percepatan desa-desa khusus. Jadi, nanti kita punya fokus dan lokus yang tematik,” ucap Gus Halim.
Baca Juga:
Pemkab Kapuas Hulu Resmikan Akses Jalan di Daerah Terisolir Sibau Hulu-Potan
Curhatan Bupati Teluk Wondama
Hendrik mengatakan di kawasan Indonesia timur infrastruktur jalan antardesa sangat terbatas.
Di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, misalnya, warga harus menempuh perjalanan berhari-hari untuk mencapai desa lain dengan berjalan kaki.
Baca Juga:
Warga Hutaginjang dan Parmonangan Minta Bupati Samosir Buka Serta Perbaiki Akses Jalan
Dalam situasi sesulit itu saat ini banyak warga di sana yang merasa belum merdeka.
Bila perlu dengan dana desa. Untuk itu, pria yang akrab dipanggil Gus Halim ini meminta agar basis data diperkuat, status dan kebutuhan dipastikan, kemudian sama-sama dicarikan solusinya.
Hal itu dikemukakan Gus Halim saat menerima kunjungan Bupati Teluk Wondama, Hendrik S. Mambor beserta rombongan di ruang kerjanya, Saenin (22/11/2021).