Waskita Karya memperoleh Rp 7,9 triliun dari dana cadangan PEN.
Melalui dana itu, pemerintah memberikan mandat penguatan permodalan dan investasi di tujuh ruas tol, yaitu Kayu Agung - Palembang - Betung, Bekasi-Cawang, Kampung Melayu, Bogor-Ciawi-Sukabumi, Cimanggis-Cibitung, Krian-Legundi-Bunder-Manyar, Pasuruan-Probolinggo, dan Pejagan-Pemalang.
Baca Juga:
Kementerian PU Dorong BUJT Lakukan Peningkatan Keselamatan dan Keamanan Pengguna Jalan Tol Ruas Jagorawi
"Ini karena memang mereka relatif dari sisi neracanya lebih baik dari Hutama Karya, maka yang dilakukan adalah PMN di dalam rangka menurunkan leverage, tapi mereka tetap bisa menggunakan leverage, termasuk rights issue dalam hal ini," ujar Sri Mulyani.
Lalu, LPI atau sovereign wealth fund Indonesia memperoleh Rp 15 triliun dari dana cadangan PEN.
Menurut Sri Mulyani, hal tersebut merupakan langkah pemerintah menanamkan modal berupa kas, yang berlangsung bertahap sejak 2020.
Baca Juga:
Atasi Banjir di Kabupaten Bekasi dan Karawang, Kementerian PU Bangun Bendungan Cibeet dan Cijuray di Kabupaten Bogor
"Sesuai dengan kebutuhan bahwa kita akan memberikan ekuitas awal Rp 75 triliun, di mana Rp 30 triliun berasal dari cash APBN. 2020 sudah dilakukan injeksi Rp 15 triliun pertama dan tahun ini adalah untuk memenuhi Rp 15 triliun kedua, sehingga ekuitas cash dari LPI sudah terpenuhi semua Rp 30 triliun," ujar Sri Mulyani.
Alokasi terakhir dana cadangan PEN adalah untuk Badan Bank Tanah senilai Rp 1 triliun.
Menurut Sri Mulyani, modal awal untuk membangun badan itu adalah Rp 2,5 triliun, tetapi dirinya dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) sepakat untuk melakukan pendanaan secara bertahap.