Panen jagung sedang berlangsung di berbagai sentra produksi jagung seperti Jawa Tengah, Medan dan Lampung dan diperkirakan jagung di wilayah Jawa Timur dan Sulawesi akan siap panen dalam waktu mendatang.
"Di puncak-puncak panen kita akan menyerap sampai 800 ribu dari biasanya 600 sampai 700 ribu ton. Kita juga pernah menyetok hingga paling tinggi 1,2 juta ton per bulan," katanya.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Ajak KTT G20 Entaskan Kelaparan, Mentan Amran Gerak Cepat Bentuk Brigade Swasembada Pangan
Perwakilan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Athung, menyetujui kebijakan Kementan untuk menghentikan impor jagung untuk sementara.
Menurutnya, penyerapan stok jagung panen bulan Maret dan April ini harus terlaksanakan dengan baik untuk memastikan kestabilan harga jagung di masa mendatang.
"Untuk setop impor saya setuju, tapi pemerintah harus tetap pantau. Sekarang sedang panen raya. Kita harus cari cara bagaimana memantain jagung ini ke bulan Agustus-September. Kita perlu pemerintah, terutama Bulog, untuk memantau jagung," katanya.
Baca Juga:
Pangkas 145 Regulasi, Kebijakan Distribusi Pupuk Langsung Ke Petani Dinilai Tepat
Perwakilan Satgas Pangan, Kombes Pol. Hermawan mengatakan bahwa saat ini pihak satgas sedang mempercepat proses distribusi jagung ke daerah-daerah untuk memastikan penyerapan jagung berjalan lancar.
Pihak satgas telah mengirimkan himbauan kepada pemerintah daerah untuk memudahkan akses masuknya truk kecil berisi bahan pangan.
"Dengan penyerapan jagung yang maksimal, tentunya petani akan semakin senang dengan jagung yang terserap dengan baik dan harga yang wajar. Kami akan terus melakukan monitoring untuk memastikan agar jagung bisa terserap dengan harga yang wajar bisa tercapai," jelasnya.