Talas beneng sendiri cocok ditanam di di ketinggian 400 sampai 800 di atas permukaan laut, dengan curah hujan yang cukup, di tambah pemupukan yang memadai.
Biasanya satu pohon mampu menghasilkan 0,3 kg daun basah setiap panen, setelah umur 4 bulan-1,5 tahun. Setelah 1,5 tahun -4 tahun menghasilkan 0,4-0,5 kg daun basah per pohon.
Baca Juga:
BPS Kalsel: Ekspor Provinsi Capai 1 Miliar Dolar AS pada Januari 2024
“Keunggulan talas beneng dengan talas jenis lainnya adalah, talas beneng tidak pernah mengalami musim gugur. Saat musim kemarau daun juga tumbuh seperti biasa,” tandasnya.
Sementara itu, Dirut PT Portal Bali Sejahtera, Andrie Permana, yang bergerak dibidang ekspor daun rajangan kering talas beneng menyampaikan bahwa untuk Bali komoditas talas beneng tergolong baru sehingga budidayanya belum banyak, padahal permintaan daun talas beneng kering cukup tinggi.
Hal itu terjadi karena mahalnya cukai tembakau yang harus dibayar industri rokok. Industri rokok mencari campuran tembakau alternatif . Salah satunya daun talas beneng.
Baca Juga:
Kaltim Ekspor Nonmigas ke Negara ASEAN, Pendapatan 4,63 Miliar Dolar AS 2023
“Permintaannya tinggi tapi produksi belum bisa memenuhi,” ungkapnya sembari mengatakan jika tujuan ekspor daun talas beneng kering yang paling tinggi adalah ke Belanda dan Australia.
Lebih lanjut ia mengatakan jika permintaan satu container tiap 10 hari untuk Bali baru bisa dipenuhi sebagian kecil. Maka dari itu Andrie mengajak masyarakat bergabung menjadi mitra untuk menanam talas beneng.
Karena, jika menanam sendiri-sendiri akan sulit menjual.