Ketua Dewan Vanili Indonesia, John Tumiwa, mengatakan, pencurian vanili saat proses polinasi menyebabkan banyak petani melakukan panen muda.
"Ini yang menyebabkan citra vanili Indonesia itu jelek. Imejnya itu murah, bau asap, dan muda. Sehingga, sering vanili Indonesia itu buat campuran, biasanya dengan vanili Madagaskar. Dan, akhirnya mendapatkan produk akhir yang baik," kata John kepada wartawan, belum lama ini.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Proses polinasi hingga panen, jelasnya, biasanya membutuhkan waktu sekitar 8 bulan.
"Tidak mudah bagi petani dalam masa hiatus ini. Petani melaporkan, kalau setiap Jumat atau hari Minggu, beans (vanili basah/ polong) mereka dicuri. Karena pada saat itu petani sedang ibadah atau salat. Itu waktunya si pencuri gerilya. Akibatnya, mereka tidak lagi ke masjid atau atau gereja, melainkan ke ladang menjaga vanili," kata John.
Pencurian beans atau vanili basah, kata dia, permasalahan yang dihadapi petani selama bertahun-tahun dan belum terpecahkan.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
Amelius Manoppo, petani vanili dan pemilik UD Lo'or di Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, menuturkan, pencurian jadi salah satu kendala utama.
Apalagi jika sudah menjelang masa panen.
"Petani biasanya bekerja sama, ada yang bikin ranjau, ada yang bawa anjing. Bekerja sama menjaga," kata Amelius.