Microsoft dan Google turut terkena imbas, dengan harga saham masing-masing merosot 2,14% dan lebih dari 4%. Saham Broadcom bahkan turun 17,4%, sedangkan produsen chip asal Belanda, ASML, mengalami penurunan lebih dari 7%.
Sementara itu, di tengah persaingan ketat AI global, pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini mengumumkan investasi besar-besaran dalam infrastruktur AI.
Baca Juga:
Perayaan Imlek, Ini Barang Wajib yang Dipercaya Membawa Rezeki
Presiden Donald Trump menyebutkan bahwa proyek senilai US$ 500 miliar ini merupakan yang terbesar dalam sejarah teknologi AS, bertujuan untuk mempertahankan supremasi AI di Negeri Paman Sam.
DeepSeek, yang didukung oleh model DeepSeek-V3, dikembangkan dengan biaya hanya US$ 6 juta atau sekitar Rp 97 miliar, jauh lebih murah dibandingkan dengan model AI canggih lainnya.
Namun, klaim ini masih menuai perdebatan di kalangan komunitas AI, mengingat DeepSeek menggunakan banyak komponen open-source.
Baca Juga:
Ogah Digusur, Rumah Kakek Ini Kini Berdiri Sendiri di Tengah Jalan Tol
Popularitas DeepSeek melonjak di saat AS memperketat pembatasan ekspor chip canggih ke China.
Namun, pengembang AI di China menemukan cara untuk mengembangkan model yang lebih efisien dengan konsumsi daya komputasi lebih rendah, yang sekaligus menekan biaya produksi.
Setelah peluncuran DeepSeek-R1 awal bulan ini, model tersebut diklaim mampu menyamai salah satu versi terbaru OpenAI dalam berbagai tugas seperti matematika, pemrograman, dan penalaran bahasa.