Melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023, industri semen di Indonesia masih mengalami tekanan yang dipicu oleh kelebihan kapasitas kendati tingkat utilisasi sudah ditekan.
Kapasitas terpasang industri semen Indonesia saat ini berada di sekitar 116,8 Juta Ton, dengan tingkat utilisasi sekitar 57%, oleh karena itu juga dibutuhkan fleksibilitas dalam menggarap peluang pasar ekspor – terutama di kawasan Asia, Afrika dan Oceania.
Baca Juga:
Terima Kunjungan Duta Besar Finlandia, Wamen Diana Bahas Potensi Kerja Sama Infrastruktur Berkelanjutan
"Di tahun politik, inovasi menjadi kunci untuk membuka peluang di industri konstruksi dan infrastruktur. Bagi pelaku industri, kami sangat mendorong untuk secara cermat mengeksplorasi potensi ekspansi, baik di dalam negeri maupun melalui kerjasama internasional," tutur Poltak.
Dia menambahkan perlunya upaya lebih untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan kontribusi positif terhadap ekonomi nasional secara keseluruhan dari industri ini dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pembangunan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) juga menjadi salah satu inovasi strategis yang memungkinkan industri ini terus berkembang dan mengatasi potensi stagnasi.
"Strategi lain adalah menekan ongkos produksi melalui pemanfaatan sumber energi alternatif yang juga lebih ramah lingkungan. Dengan adanya potensi pemangkasan suku bunga di 2024 serta kelanjutan pembangunan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan penjualan semen di Indonesia," ungkap Poltak.
Baca Juga:
Menteri Dody Tekankan Kolaborasi untuk Gapai Quick Wins Pembangunan Infrastruktur
Hal ini sejalan dengan semangat Semen Merah Putih untuk menjaga optimisme dan membuka peluang baru di tengah berbagai tantangan yang mungkin terjadi.
Dalam hal ini, Surindro Kalbu Adi, Commercial and Logistics Director Semen Merah Putih menjelaskan, bahwa tahun 2024 akan tetap positif bagi Industri semen. Hal ini sejalan dengan dorongan pemerintah yang terus-menerus memberi keyakinan akan keberlanjutan projek infrastruktur strategis, seperti projek konektivitas (jalan tol) yang bertujuan untuk mewujudkan logistik yang efisien, meningkatkan mobilitas, dan meningkatkan daya saing bangsa. Serta berbagai kebijakan pemerintah untuk percepatan pembangunan infrastruktur berperan penting dalam menghubungkan wilayah dan menjadi katalisator terciptanya kawasan baru, termasuk kawasan administratif IKN, kawasan industri, kawasan pemukiman (program 1 juta rumah) dan kawasan ekonomi akan menjadi pendorong konsumsi semen nasional yang signifikan.
"Oleh karena itu, didorong dengan keberlanjutan inovasi di setiap aspek proses operasional, mulai produk, brand, logistik, distribusi dan digitalisasi layanan. Di tahun 2024, kami yakin dengan berbagai inovasi nyata yang sudah dan akan kami lakukan, semen merah putih akan bertumbuh 2 kali dari pertumbuhan pasar. Untuk mendorong pertumbuhan positif ini, kami juga mengharapkan dukungan industri semen untuk dapat bersama-sama mempertahankan kestabilan harga yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti energi cost sampai tekanan persaingan," Surindro menegaskan.