WahanaNews.co | Kementerian Pertanian (Kementan) merealisasikan program optimasi lahan rawa bagi Kelompok Tani Tani Jaya di Desa Gunung Marijo, Kecamatan Pinang Sori, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Program optimasi lahan rawa seluas 25 hektare itu mendongkrak indeks pertanaman dan/atau produktivitas pertanian di Tapanuli Tengah.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Ajak KTT G20 Entaskan Kelaparan, Mentan Amran Gerak Cepat Bentuk Brigade Swasembada Pangan
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, melalui kegiatan optimasi lahan rawa, diharapkan bisa berkontribusi terhadap upaya peningkatan produksi pertanian di indonesia.
"Melalui program optimasi lahan ini, maka ada dua hal yang disasar, yaitu produktivitas dan kesejahteraan petani. Program ini memiliki dua manfaat bagi pertanian kita dan petani itu sendiri," katanya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil menambahkan, potensi peningkatan indeks pertanaman dan/atau produktivitas pertanian melalui optimasi lahan rawa bukan hal tak mungkin.
Baca Juga:
Mentan Andi Amran Ungkap Arahan Swasembada Pangan
Jika potensi itu dikembangkan, Ali optimis peningkatan indeks pertanaman dan/atau produktivitas bukan hal mustahil diwujudkan.
"Indonesia memiliki potensi lahan rawa sebesar 33.4 juta hektare. Namun menang ada beberapa kendala yang dihadapi untuk merealisasikan program optimasi lahan rawa tersebut," paparnya.
Di antaranya, kata Ali, adalah tingkat kesuburan lahan yang rendah, kemasaman tanah yang tinggi, rezim air yang fluktuatif sehingga genangan air biasanya tinggi pada saat banjir/pasang, serta dangkal dan mengalami kekeringan pada saat musim kemarau.
"Kendala lain yang dihadapi adalah infrastruktur lahan dan air yang masih sangat terbatas dan belum berfungsi dengan optimal. Di sisi lain, biaya usaha tani di lahan rawa juga tinggi," ujarnya.
Rendahnya produktivitas tanaman di daerah rawa, yang disebabkan oleh kurangnya suplai air ke sawah dan pupuk dolomit untuk menyuburkan lahan juga menjadi kendala tersendiri.
"Namun itu bisa kita atasi dengan teknologi, riset, pupuk yang bagus dan mekanisasi pertanian, maka lahan rawa dapat dimaksimal dengan sistem yang lebih baik," ucap Ali.
Ali menyebut, diperlukan upaya optimasi lahan pertanian di lahan rawa dengan mengoptimalkan pertanian di lahan rawa menjadi lahan pertanian produktif. "Caranya adalah melalui penataan sistem tata air dan penataan lahan," katanya.
Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan, Erwin Noorwibowo menerangkan, program optimasi lahan rawa difokuskan pada perbaikan infrastruktur lahan dan air. Dengan begitu, diharapkan petani bisa melakukan pertanaman secara maksimal di lahan pertanian rawa.
"Dengan prioritas pada kegiatan perbaikan tata air mikro, rehabilitasi atau pembangunan pintu-pintu air, pembangunan atau pembenahan infrastruktur lainnya di lahan rawa, serta peningkatan kualitas atau kesuburan lahan rawa," ucapnya. [qnt]