WahanaNews.co | Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, pelanggan Garuda Indonesia tetap bisa menikmati layanan penerbangan jalur internasional, menggunakan maskapai Emirates.
Garuda dan Emirates baru saja menandatangani kesepakatan tersebut, disaksikan Presiden Jokowi dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, di Istana Al-Shatie.
Baca Juga:
Jadi Lambang NKRI, Apakah Burung Garuda Benar-benar Ada?
"Baru saja kita menandatangani MoU antara Garuda Indonesia dan Emirates. Perjanjian ini berbentuk code sharing yang menyatakan bahwa pelanggan Garuda tetap bisa menjelajahi rute internasional melalui maskapai Emirates," tulis Erick di akun Instagram pribadinya, Jumat (5/11/2021).
"Hal itu bertujuan agar Garuda Indonesia bisa fokus pada orientasi bisnis di rute penerbangan domestik," lanjutnya.
Erick memang pernah menyebut keuangan Garda tidak sehat saat mulai menggarap rute internasional. Sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan dan penataan kembali bisnis perusahaan, Garuda akan fokus pada rute penerbangan domestik.
Baca Juga:
Irfan Setiaputra Pastikan Garuda Tetap Beroperasi Selama Angkutan Haji 1445H/2024M
"Kementerian BUMN akan terus mengkaji berbagai kemungkinan terkait langkah pemulihan Garuda Indonesia. Semoga ikhtiar ini bisa membantu fokus baru bisnis penerbangan domestik garuda," ujar Erick.
Dalam rapat dengan DPR, manajemen Garuda juga pernah menjelaskan soal penutupan rute internasional. Garuda sudah menutup rute penerbangan internasional tujuan Osaka, Jepang serta Melbourne dan Perth, Australia.
Namun masih ada 1 rute di Australia yang dipertahankan Garuda, yaitu Sydney. Lantaran perusahaan berharap pada peluang banyaknya penumpang yang keluar dari Australia lewat Sydney.
Dirut Garuda Irfan Setia putra mengatakan, untuk masuk ke Australia penumpang pesawat dibatasi hanya 50 persen. Namun untuk penerbangan keluar negara itu, jumlah penumpangnya tidak dibatasi bahkan bisa lebih dari 100 orang.
"Jadi di beberapa penerbangan bisa lebih dari 100 penumpang, mayoritas orang Indonesia yang kembali, dan sekarang karena kondisi yang makin mengetat di Australia kami buka yang Sydney dan itu pun seminggu sekali," ujar Irfan dalam rapat yang digelar bulan Juni itu.
Garuda juga tengah menjajaki rute internasional mana lagi yang kurang menguntungkan. Saat ini terdapat 3 rute yang tengah dipantau, yaitu Jakarta-Amsterdam, Jakarta-Kuala Lumpur, dan Jakarta-Seoul.
"Singapura juga agak challenging sehingga kami mulai kurangi, yang mulai menguntungkan justru tujuan Bangkok, Hong Kong, sama China, karena China itu ada carter," tambahnya.
Saat ini, Garuda mengoptimalkan bisnis kargonya karena jumlah pengiriman barang yang melonjak selama pandemi.
"Jadi kami isi kargo kemudian penumpang seadanya saja kami bawa, karena memang bahwa yang numpang dengan pesawat kami itu, baik yang ke luar negeri maupun balik dari luar negeri, mayoritas itu bagian dari patriasi, itu WNI yang harus pulang atau WNA yang harus pergi," ujarnya. [rin]