WAHANANEWS.CO, Jakarta - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, kini menghadirkan wajah baru yang lebih produktif.
Warga binaan yang selama ini identik dengan stigma negatif, kini mampu ikut menggerakkan roda perekonomian melalui keterampilan inovatif dalam mengolah limbah industri.
Baca Juga:
Setya Novanto Bebas Bersyarat, Golkar Bersyukur
Salah satu terobosan terbaru adalah pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA), abu sisa pembakaran batu bara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Adipala.
Limbah yang semula dianggap tidak berguna, kini diolah menjadi berbagai produk konstruksi bernilai ekonomi tinggi.
Melalui workshop FABA yang memanfaatkan lahan tidur di Pulau Nusakambangan, warga binaan dibekali keterampilan mengolah limbah menjadi produk seperti batako, paving block, roaster, hingga buis beton.
Baca Juga:
Peringati HUT ke-80 RI, Gubernur Jambi Beri Remisi Umum dan Dasawarsa kepada Ribuan Warga Binaan
Kolaborasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) dengan PT PLN (Persero) tersebut menjadi bagian dari transformasi lembaga pemasyarakatan, dari citra “penjara menakutkan” menjadi pusat pemberdayaan yang memberi bekal nyata untuk membangun kehidupan produktif pascapembinaan.
Salah seorang warga binaan Lapas Terbuka Nusakambangan, Kevin Ruben Rafael, menyampaikan rasa syukur atas hadirnya workshop pengelolaan FABA dari PLN.
"Ini sangat membantu kami sebagai warga binaan, karena menambah ilmu pengetahuan. Nanti, ketika kami keluar, ilmu ini bisa bermanfaat bagi kehidupan kami di masyarakat," ujar Kevin.