Selain itu, PLN juga menjalankan berbagai inisiatif strategis seperti spend control tower, centralized payment, dan centralized planning guna menciptakan visibilitas yang tinggi dan menjaga efisiensi pada titik optimal.
“Dengan pendekatan centralized payment, kami mampu mempercepat proses pembayaran, bahkan dapat dilakukan sebelum jatuh tempo. Hal ini berdampak langsung pada kesehatan finansial dan daya saing perusahaan,” jelas Darmawan.
Baca Juga:
Formula E 2025 Berjalan Lancar, PLN Tuai Pujian atas Keandalan Pasokan Listrik
Dari sisi kinerja usaha, PLN berhasil membukukan pendapatan tertinggi dalam sejarah perusahaan sebesar Rp545,4 triliun.
Pendatapan tersebut mengerek laba usaha yang tumbuh 28,4% menjadi Rp60,6 triliun, sementara laba bersih mencapai Rp17,7 triliun.
Upaya perseroan yang secara proaktif melakukan berbagai strategi, seperti optimalisasi portofolio pembiayaan, efisiensi operasional, serta memperkuat fundamental bisnis melalui transformasi digital dan peningkatan tata kelola perusahaan menjadi salah satu kunci capaian positif yang dihasilkan perusahaan.
Baca Juga:
PLN Cetak Kemajuan Lewat Digitalisasi, Gangguan Listrik Menurun Tajam
Seluruh langkah strategis ini tidak hanya berdampak pada penguatan struktur keuangan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap kinerja operasional perusahaan.
Imbasnya operating margin berada di angka 11,1%, mencerminkan peningkatan efisiensi operasional dan profitabilitas.
Total aset Perseroan juga naik menjadi Rp1.772,4 triliun, tumbuh 6,09% dibandingkan tahun sebelumnya.