“Pada proses ini, perusahaan semen sudah menerapkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan IoT berbasis produktivitas, stabilitas, dan peningkatan indeks energi (bahan bakar dan listrik) dalam proses produksi semen,” ungkapnya.
Berikutnya, pemanfaatan AI untuk mengurangi waktu pemasaran. Proses ini telah digunakan perusahaan farmasi dengan memakai teknologi digital twin di dry lab untuk mempercepat pengembangan metode di R&D.
Baca Juga:
Wamenperin Optimistis Sektor IKM Tetap Jadi Penyangga Ekonomi Nasional
“Dalam proses produksi, proses adaptif dengan sensor micro-NIR digunakan sebagai teknologi analisis proses dalam analisis bahan baku, produk antara, dan produk jadi. Dalam proses pengendalian mikroba, teknologi pencitraan digital digunakan untuk mempercepat pengujian kontaminasi mikroba,” paparnya.
Selain itu, pemanfaatan AI Ergonomic juga telah diterapkan di berbagai sektor industri. Dampak positifnya adalah pekerjaan lebih mudah dan menyenangkan dengan menghilangkan gerakan yang tidak ergonomis dengan menggunakan analisis berbasis AI.
Namun demikian, menurut Wamenperin, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh industri dalam mengadopsi AI, antara lain keterbatasan infrastruktur teknologi, kekurangan talenta digital, biaya implementasi yang tinggi khususnya bagi sektor IKM, serta terkait dengan keamanan data.
Baca Juga:
Percepat Transformasi Digital Sektor Industri, Kemenperin Optimalkan Peran PIDI 4.0
“Dari berbagai tantangan itu, kita tidak boleh menyerah karena teknologi AI akan membawa lompatan kemajuan bagi industri dan perekonomian kita. Kita perlu yakini bahwa penggunaan teknologi AI akan membawa berbagai peluang besar,” tegasnya. Demikian dilansir dari laman kemenperingoid, Rabu (4/12).
[Redaktur: JP Sianturi]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.