WahanaNews.co | Pabrik amonium nitrat di kawasan industri Bontang, Kalimantan Timur kini tengah dibangun PT Pupuk Kalimantan Timur.
Keberadaan pabrik ini disebut akan menekan jumlah impor amonium nitrat Indonesia.
Baca Juga:
Pemkab Fakfak dan Pupuk Kaltim Lakukan Ratas bersama Menteri Investasi, Pabrik Pupuk Fakfak Segera Dibangun
Pabrik ini ditarget rampung di awal 2023 dan akan mulai beroperasi di kuartal II di tahun yang sama. Besaran produksinya mencapai 75.000 metrik ton per tahun. Pabrik ini akan dikelola oleh PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN), perusahaan patungan Pupuk Kaltim dan PT Dahana.
SVP Pengembangan Pupuk Kaltim, Indardi mengatakan, Indonesia masih mengimpor produk turunan amoniak tersebut. Meski, dalam 7 tahun terakhir trennya mengalami penurunan.
"Jadi kalau kita lihat impor amonium nitrat, tahun 2015-2021 memang ada tren nya menurun, tapi intinya Indonesia masih impor," kata dia dalam Media Briefing, Selasa (25/10).
Baca Juga:
Siapkan SDM Unggul Berkompeten, Pupuk Kaltim Kembali Gelar Program Vokasi Industri dan Magang Bersertifikat
Mengacu data yang ditampilkannya, Indonesia masih impor sebanyak 119.000 ton per tahun di 2015.
Kemudian, turun menjadi 71.000 ton di 2017, kembali naik menjadi 82.000 ton di 2019. Sementara, ada penurunan menjadi 24.000 ton di 2021 karena adanya pandemi Covid-19.
Sementara itu, Indardi melihat adanya peluang dalam penyerapan amonium nitrat hingga 2034 mendatang. Ini didorong dengan semakin berkembangnya pembangunan infrastruktur dan pertambangan.
Mengacu catatannya, di 2022 peluang pasar aminium nitrat di dalam negeri mencapai lebih dari 75.000 ton per tahun. Kemudian, akan meningkat hingga menyentuh 150.000 ton per tahun di 2030. Hingga mencapai kebutuhan paking tinggi di 2034 sebanyak 200.000 ton.
"Kalau lihat trennya 2022-2034 ini trennya akan cenderung naik, jadi kebutuhan amonium nitrat ini akan tumbuh sejalan dengan bertumbuhnya industri pertambangan dan infrasteuktur," ujarnya.
Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri
Pabrik amonium nitrat milik PT Pupuk Kaltim dan PT Dahana ditarget rampung pada awal tahun 2023 mendatang. Dengan kapasitas produksi 75.000 metrik ton, maka itu akan memenuhi sekitar 13 persen kebutuhan domestik.
Pabrik ini dibangun sejak 2019 lalu, dan nantinya dikelola oleh PT Kaltim Amonium Nitrat, sebuah perusahaan patungan antara Pupuk Kaltim dan Dahana. Amonium nitrat sendiri merupakan bahan baku untuk peledak yang berguna untuk pertambangan dan berbagai sektor lainnya.
Direktur Utama PT KAN, Dormatua Siahaan menyebut pabrik ini memiliki kapasitas produksi sekitar 75.000 metrik ton per tahun. Sementara, kebutuhan domestik diperkirakan sebanyak 500.000 metrik ton per tahun.
"Kalau tadi saat ini kebutuhan domestiknya 500 ribu metrik ton, kurang lebih akan memenuhi 12-13 persen market kita," kata dia dalam Media Brieding PT KAN, Selasa (25/10).
Geliatkan Ekonomi Daerah
PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) tengah membangun pabrik amonium nitrat yang akan dikelola PT Kaltim Amonium Nitrat di kawasan industri di Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik ini disebut mampu meningkatkan ekonomi daerah setempat.
Direktur Operasi dan Produksi PKT, Hanggara Patrianta mengatakan, pembangunan pabrik itu akan selesai di awal tahun 2023. Selanjutnya ditarget beroperasi pada kuartal II-2023, dengan keyakinan akan menggerakkan ekonomi daerah.
Pertumbuhan ekonomi lokal, menurutnya, dapat tercipta dengan menyerap tenaga kerja terutama untuk operasional pabrik sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat lokal sekitar lokasi pabrik. Selain itu juga, kehadiran pabrik amonium nitrat ini diharapkan secara tidak langsung juga bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar.
"Dengan menerapkan inovasi dalam peningkatan nilai tambah komoditas, menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak, dan juga mampu meningkatkan nilai peluang usaha di dalam negeri, maka kami berharap dengan pengembangan amonium nitrat sebagai salah satu usaha PKT dalam mewujudkan diversifikasi usaha ini dapat menjadi kekuatan dalam menciptakan pertumbuhan perekonomian nasional yang lebih baik di masa yang akan datang," ujar Hanggara dalam sambutannya di Media Briefing Pabrik Amonium Nitrat, Selasa (25/10).
Hanggara menyebut, inisiatif pembangunan pabrik ini jadi salah satu upaya guna mendorong hilirisasi di sektor petrokimia. Di sisi lain, juga turut berkontribusi untuk mengejar pengembangan industri hijau tanah air. [tum]