Riska juga merekomendasikan emiten sektor pertambangan, yakni PT Aneka Tambang Tbk atau ANTM yang stagnan di posisi 1.950 pada pekan lalu.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI yang ditutup menguat 1,46 persen ke posisi 5.200 pada pekan lalu.
Baca Juga:
Korban Penipuan Saham Internasional Apresiasi Polda Metro, Kerugian Capai Rp 18 Miliar
Terakhir, saham PT Telkom Indonesia Tbk atau TLKM yang menguat 0,25 persen pada pekan lalu ke posisi 4.000.
Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memprediksi IHSG bergerak di rentang support 6.578 dan resistance 6.717 selama pekan depan. Menurutnya, pergerakan indeks saham bakal diwarnai sentimen global dan dalam negeri.
Lebih lanjut, sikap hawkish atau kecenderungan bank sentral AS (The Fed) mengerek suku bunga kembali menjadi perhatian investor. Selain itu, pelaku pasar juga akan mencermati rilis data ekonomi China.
Baca Juga:
Elon Musk Jual X ke Perusahaan AI Milik Sendiri Rp546 Triliun, Apa Maksudnya?
"Nada hawkish dari The Fed untuk menurunkan inflasi AS lebih cepat masih akan menjadi cermatan bagi para pelaku pasar, ditambah dengan masih adanya rilis data PMI manufaktur China dan rilis data inflasi Indonesia," ucap Herditya.
Dalam kondisi tersebut, ia pun menyarankan pelaku pasar untuk melakukan buy on weakness (BoW) atau membeli saham saat harga rendah pada emiten-emiten pilihannya.
Beberapa emiten yang ia rekomendasikan yaitu PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau MTEL yang bertengger di posisi 665 pada pekan lalu. Herditya memprediksi MTEL bisa menyentuh posisi 720 pekan ini.