Ia juga mengatakan pelaku pasar tengah menanti beberapa rilis data perekonomian dari dalam maupun luar negeri.
Seperti inflasi Indonesia Juni, The Institute of Supply Management (ISM) Manufacturing Purchasing Managers Index (PMI) AS Juni, dan neraca perdagangan Jerman Mei. Kemudian, neraca perdagangan AS Mei, Non Farm Payroll AS Juni, serta Unemployment rate AS Juni.
Baca Juga:
Livin' by Mandiri Integrasikan Mobile Banking dan Investasi Saham dalam Satu Aplikasi
Terkait libur panjang Iduladha, Riska menilai hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap pergerakan IHSG.
Pasalnya, pergerakan indeks saham cenderung dipengaruhi beberapa faktor di atas. Namun, pasca Iduladha dan libur panjang ada potensi meningkatnya volume perdagangan.
Mengacu pada sentimen tersebut, Riska menyarankan investor untuk mengakumulasi bertahap saham-saham yang undervalue, perhatikan fundamental perusahaan, dan proyeksinya.
Baca Juga:
Ponakan Luhut Panjaitan, Pandu Sjahrir Bakal Akuisisi 10,67% Saham NET TV
Adapun sejumlah saham yang direkomendasikan untuk dikoleksi, seperti PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk atau INKP yang pada pekan lalu ditutup stagnan di level 8.500.
Kemudian, Riska juga merekomendasikan saham PT Astra International Tbk (ASII) yang melemah 0,37 persen ke posisi 6.775 pada pekan lalu.
Selanjutnya, PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA yang menguat 0,83 persen ke posisi 9.150 pada pekan lalu.