WahanaNews.co | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 2,78 poin atau minus 0,04 persen ke level 6.661 pada perdagangan Selasa (27/6) lalu.
Investor bertransaksi sebesar Rp8,05 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,51 miliar.
Baca Juga:
Livin' by Mandiri Integrasikan Mobile Banking dan Investasi Saham dalam Satu Aplikasi
Pekan lalu, bursa hanya buka selama dua hari yaitu Senin dan Selasa karena cuti bersama Iduladha.
Pada perdagangan singkat itu, indeks saham melemah satu kali dan menguat satu kali. Sementara, performa indeks menguat sebesar 0,02 persen.
Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Riska Afriani memprediksi selama sepekan ke depan, IHSG akan bergerak di rentang support 6.610 dan resistance 6.712.
Baca Juga:
Ponakan Luhut Panjaitan, Pandu Sjahrir Bakal Akuisisi 10,67% Saham NET TV
Pergerakan indeks saham akan diwarnai oleh beragam sentimen negatif.
Adapun sentimen negatif yang ia maksud seperti Kekhawatiran pelaku pasar atas potensi kenaikan suku bunga global pada semester kedua tahun ini. Lalu, pertumbuhan ekonomi global yang masih diselimuti ketidakpastian dan harga komoditas yang tinggi.
"Sehingga pelaku pasar cenderung wait and see terlebih asing dalam satu bulan ini tercatat melakukan net sell sebesar Rp3,06 triliun," imbuh Riska dilansir CNNIndonesia.
Ia juga mengatakan pelaku pasar tengah menanti beberapa rilis data perekonomian dari dalam maupun luar negeri.
Seperti inflasi Indonesia Juni, The Institute of Supply Management (ISM) Manufacturing Purchasing Managers Index (PMI) AS Juni, dan neraca perdagangan Jerman Mei. Kemudian, neraca perdagangan AS Mei, Non Farm Payroll AS Juni, serta Unemployment rate AS Juni.
Terkait libur panjang Iduladha, Riska menilai hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap pergerakan IHSG.
Pasalnya, pergerakan indeks saham cenderung dipengaruhi beberapa faktor di atas. Namun, pasca Iduladha dan libur panjang ada potensi meningkatnya volume perdagangan.
Mengacu pada sentimen tersebut, Riska menyarankan investor untuk mengakumulasi bertahap saham-saham yang undervalue, perhatikan fundamental perusahaan, dan proyeksinya.
Adapun sejumlah saham yang direkomendasikan untuk dikoleksi, seperti PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk atau INKP yang pada pekan lalu ditutup stagnan di level 8.500.
Kemudian, Riska juga merekomendasikan saham PT Astra International Tbk (ASII) yang melemah 0,37 persen ke posisi 6.775 pada pekan lalu.
Selanjutnya, PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA yang menguat 0,83 persen ke posisi 9.150 pada pekan lalu.
Riska juga merekomendasikan emiten sektor pertambangan, yakni PT Aneka Tambang Tbk atau ANTM yang stagnan di posisi 1.950 pada pekan lalu.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI yang ditutup menguat 1,46 persen ke posisi 5.200 pada pekan lalu.
Terakhir, saham PT Telkom Indonesia Tbk atau TLKM yang menguat 0,25 persen pada pekan lalu ke posisi 4.000.
Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memprediksi IHSG bergerak di rentang support 6.578 dan resistance 6.717 selama pekan depan. Menurutnya, pergerakan indeks saham bakal diwarnai sentimen global dan dalam negeri.
Lebih lanjut, sikap hawkish atau kecenderungan bank sentral AS (The Fed) mengerek suku bunga kembali menjadi perhatian investor. Selain itu, pelaku pasar juga akan mencermati rilis data ekonomi China.
"Nada hawkish dari The Fed untuk menurunkan inflasi AS lebih cepat masih akan menjadi cermatan bagi para pelaku pasar, ditambah dengan masih adanya rilis data PMI manufaktur China dan rilis data inflasi Indonesia," ucap Herditya.
Dalam kondisi tersebut, ia pun menyarankan pelaku pasar untuk melakukan buy on weakness (BoW) atau membeli saham saat harga rendah pada emiten-emiten pilihannya.
Beberapa emiten yang ia rekomendasikan yaitu PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau MTEL yang bertengger di posisi 665 pada pekan lalu. Herditya memprediksi MTEL bisa menyentuh posisi 720 pekan ini.
Selanjutnya, PT Bank Jago Tbk atau ARTO yang ditutup melemah 1,24 persen ke posisi 3.180 pada pekan lalu. Untuk pekan ini, Herditya memprediksi emiten perbankan itu dapat menyentuh level 3.600.
Kemudian, Herditya juga merekomendasikan saham emiten sektor ritel, yakni PT Mitra Adiperkasa Tbk atau MAPI yang ditutup stagnan di posisi 1.690 pekan lalu. Ia memprediksi MAPI dapat menyentuh posisi 1.800 pekan ini.[eta]