WahanaNews.co | Pengelola Hypermart berencana menambah modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue senilai Rp 890 miliar.
Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan manajemen MPPA, perseroan berencana menawarkan sebanyak-banyaknya 1.171.200.788 (1,17 miliar) saham baru yang setara 13,36% dari modal disetor perseran dengan harga pelaksanaan Rp 760 per saham.
Baca Juga:
Ponakan Luhut Panjaitan, Pandu Sjahrir Bakal Akuisisi 10,67% Saham NET TV
Sehingga, dari aksi korporasi ini, MPPA berpotensi meraih dana segar senilai Rp 890,11 miliar.
Rencananya, perseroan akan menggunakan dana dari rights issue sekitar 16,9% untuk membayar sebagian pokok utang Perseroan kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).
Selanjutnya, sekitar 8,5% akan digunakan untuk belanja modal perseroan, antara lain untuk antara lain renovasi dan ekspansi toko, serta pengembangan infrastruktur teknologi informasi termasuk pengembangan platform Omni-channel.
Baca Juga:
Saham Prajogo Pangestu Rontok, Rp 180 Triliun Hilang dalam Hitungan Menit
Sekitar 74,6% akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, antara lain untuk keperluan peningkatan kualitas persediaan melalui pembelian barang dagangan dari pemasok.
"Setiap pemegang 45 saham biasa atas nama yang namanya tercantum dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada tanggal 8 Desember 2021 pukul 16.15 WIB mendapatkan 7 HMETD di mana 1 HMETD berhak untuk membeli 1 saham baru dengan nilai nominal Rp 50 setiap saham, dengan harga pelaksanaan Rp 760 setiap saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pembelian saham," ungkap manajemen MPPA, dikutip Rabu (1/12/2021).
Dalam rights issue ini, PT Multipolar Tbk (MLPL) akan bertindak sebagai pembeli siaga dan akan melaksanakan seluruh HMETD yang akan diperolehnya sebanyak-banyaknya Rp 720 miliar.