WahanaNews.co, Jakarta - Pada awal pemerintahan Presiden ke-2 Soeharto, infrastruktur jaringan telekomunikasi Indonesia mengalami keadaan yang sangat buruk.
Kekurangan jaringan telepon yang efisien antar daerah menciptakan situasi yang memisahkan Indonesia dari komunikasi internasional.
Baca Juga:
Indosat Tri Ibadah Hadir dengan Jaringan Andal, Pilihan Tepat bagi Jemaah selama Umrah di Tanah Suci
Menghadapi masalah ini, Soeharto merasa perlu untuk serius memperbaiki jaringan komunikasi tersebut.
Permasalahan ini kemudian menarik perhatian Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Soehardjono. Dia menyarankan agar Soeharto mempertimbangkan penggunaan satelit komunikasi.
Namun, karena keterbatasan sumber daya, pemerintah memutuskan untuk bekerja sama dengan investor untuk mengatasi tantangan ini.
Baca Juga:
Siapkan Koneksi Andal Tanpa Hambatan selama Idulfitri, Trafik Data Indosat Melonjak 21%
"Kebetulan, International Telephone & Telegraph Corporation (ITT) [perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat] juga sedang melirik Indonesia sebagai pasar bagi pengembangan usahanya," tutur J.B Sumarlin dalam J.B Sumarlin: Cabe Rawit yang Lahir di Sawah (2012).
Akibat sama-sama butuh, kedua belah pihak akhirnya mencapai kata mufakat. Pada 20 November 1967, lahirlah perusahaan telekomunikasi di Indonesia bernama PT Indonesia Satellite (Indosat). Indosat lantas menjadi perusahaan terawal yang berdiri di Indonesia sejak pemberlakuan UU Penanaman Modal 1967.
Kehadiran Indosat membantu tugas Perumtel (cikal bakal Telkom) di sektor komunikasi. Indosat mengurusi jaringan luar negeri, sedangkan Perumtel fokus di dalam negeri.