Sayangnya, kejayaan Indosat menghilang ketika memasuki abad ke-21, dan ini disebabkan oleh kebijakan privatisasi BUMN yang diterapkan oleh Presiden Megawati.
Privatisasi ini melibatkan pelepasan saham Indosat kepada pihak lain dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan atau memberikan manfaat yang lebih besar bagi negara.
Baca Juga:
Kabel Indosat dan Telkom Diputus Pemerintah Kota Depok
Indosat menjadi salah satu target privatisasi, dan dana yang dihasilkan dari penjualan sahamnya diharapkan dapat mengatasi defisit anggaran negara.
Riwayat prestasi positif Indosat membuatnya menarik bagi perusahaan asing. Akhirnya, salah satu BUMN dari Singapura, yaitu Temasek, berhasil memenangkan mayoritas saham Indosat. Sejak saat itu, bendera merah putih di puncak Indosat resmi diturunkan.
Kepemilikan Indosat kemudian beralih ke tangan emir Qatar melalui perusahaan telekomunikasi Qtel, yang sekarang dikenal sebagai Ooredoo.
Baca Juga:
Indosat dan Mastercard Umumkan Kerja Sama untuk Tingkatkan Inklusi Keuangan Indonesia
Saat ini, Ooredoo memegang mayoritas saham Indosat, berbagi kepemilikan dengan Hutchison. Struktur pemegang saham Indosat mencakup Ooredoo Asia Pte Ltd dengan porsi 43,81%, PPA Investasi Efek (AFS) sebesar 9,63%, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia SA1 sebesar 10,77%, dan Hutchison Asia Telecommunications Ltd sebesar 21,65%.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.