Sementara Ketua Bidang Daya Saing Dekranas, Soraya Zulkifli Hasan, dalam sambutan yang disampaikan Ida Rustini, pengurus Dekranas berharap JMFW dan Dekranas dapat bersinergi menciptakan wirausaha baru.
Peningkatan permintaan terhadap produk fesyen muslim pada akhirnya dapat meningkatkan permintaan untuk produk kerajinan, khususnya kain tradisonal, aksesori, dan produk pendukung gaya hidup lainnya.
Baca Juga:
Kemendag: Digitalisasi Perkuat Pengembangan Industri Modest Fashion
"Kita harus saling bahu membahu untuk terus menjaga keberlanjutan wirausaha, baik dalam hal konsistensi kualitas barang, ketepatan waktu, serta pengembangan inovasi dan kreativitas. Hal tersebut sangat menentukan kesuksesan para pelaku bisnis fesyen dan kerajinan," tambahnya.
Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Miftah Farid menambahkan, seminar dan kurasi Seri 1 Banjarmasin dihadiri 75 orang peserta dari kalangan desainer dan merek fesyen modest serta aksesori. Adapun produk yang dikurasi terdiri dari produk fesyen muslim, aksesori, tas, dan kosmetik.
Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber dan kurator, yaitu Desainer dan Pengurus Dekranas Bidang Daya Saing Mel Ahyar, Advisory Board Indonesian Fashion Chamber Taruna K Kusmayadi, serta Desainer dan Founder Islamic Fashion Institute Irna Mutiara.
Baca Juga:
Hadiri JMFW 2024, Mendag: Indonesia Jadi Pusat Fesyen Muslim Dunia
Para narasumber tersebut memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang keberagaman budaya Indonesia yang dapat meningkatkan daya saing fesyen modest Indonesia, tips memadukan tren fesyen dengan kain tradisional, dan budaya daerah, serta pentingnya pendidikan desain dalam menyusun konsep produksi serta membangun merek.
“Sesi seminar dan kurasi ini bertujuan untuk terus menggaungkan penyelenggaraan JMFW serta wadah pengembangan dan promosi fesyen modest Indonesia.
Lebih jauh, hal-hal yang diangkat di sesi seminar bahkan tidak hanya menambah wawasan bagi peserta namun juga memberikan motivasi dan ide bagi mereka untuk mengembangkan kreativitas," imbuh Miftah.