WahanaNews.co | Penjualan mobil jenis light-vehicle (mobil penumpang dan truk ringan) di dunia terancam invasi Rusia ke Ukraina, seperti dijelaskan dua konsultan industri otomotif, JD Power dan LMC Automotive.
Menurut pemaparan keduanya pada Jumat (25/2/2022), prediksi penjualan light-vehicle bakal turun 400 ribu unit pada tahun ini menjadi 85,8 juta unit.
Baca Juga:
RI-Jepang Perkuat Kerja Sama Industri Otomotif Menuju Netralitas Karbon
Selain konflik Rusia dan Ukraina, penurunan ini juga dikatakan karena kenaikan harga minyak dan alumunium yang disebut membuat pembeli tak melirik mobil penumpang dan truk.
Jeff Schuster, Presiden LMC Automotive untuk operasi di Amerika, mengatakan, suplai dan harga kendaraan di dunia akan mendapatkan tambahan tekanan dari krisis Rusia-Ukraina berdasarkan tingkat keparahan dan durasinya.
Invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari telah menyebabkan harga minyak melonjak menjadi di atas US$ 100 per barrel untuk pertama kalinya sejak 2014.
Baca Juga:
Kendaraan BAIC Asal China Siap Mengaspal di Indonesia
Saat ini industri otomotif tengah bermasalah krisis chip semikonduktor yang sudah membuat banyak produsen memangkas volume produksi.
"Gangguan rantai pasokan yang sedang berlangsung, bersama pengumuman penghentian produksi jangka pendek oleh beberapa produsen, berarti bahwa situasi persediaan agregat tidak mungkin berubah pada Maret," kata Thomas King, Presiden Divisi Data dan Analitik JD Power.
Volkswagen, Renault, dan produsen ban Nokian Tyres sudah mengumumkan rencana menghentikan atau menggeser aktivitas manufaktur karena invasi Rusia. [gun]